Usia Hampir 100 Tahun Masih Jualan Soto, Harganya Cuma Rp5 ribu Tiga Jam Ludes

- Selasa, 23 Agustus 2022 | 09:05 WIB
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Di Kabupaten Magetan, Jawa Timur ada warung soto legendaris yang penjualnya berusia hampir 100 tahun. Penjual itu bernama Mbah Sainem. Setiap hari dengan baju khasnya berwarna hijau, nenek kelahiran 1931 itu berjualan di Pasar Mangun, Kecamatan Takeran. 

Tim Z Creators, Pramita Kusumaningrum mencoba sarapan soto di lapak Mbah Sainem. Jika dari pusat Kabupaten Magetan sekitar 30 menit atau sekitar 18 kilometer.

-
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Pembeli silih berganti datang dan pergi ke lapak Mbah Sainem. Mereka merasakan lezatnya soto daging walaupun duduk seadanya. Harganya enggak masuk akal cuma Rp5.000 sudah mendapatkan seporsi soto daging. Murahe…!

Porsi yang disajikan pun mengenyangkan dan tidak pelit daging. Juga lengkap dengan sayur mayur daun kol, beserta taburan kacang goreng dan bawang merah goreng.

-
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Sayangnya, di lapak tersebut tidak menyediakan air minum. Jika ingin memesan minum, bisa memesan di lapak sebelah. Juga tidak ada lauk tambahan seperti tempe goreng atau sate-satean. 

Aku ojo mbok foto-foto to (Aku jangan di foto-foto dong),” ujar Sainem berkelakar sambil tertawa lepas, pada Minggu (21/8/2022)

-
Soto daging buatan Sainem. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Sainem lalu berkisah jika dia mulai berjualan dari tahun 1951. Saat itu usianya baru 19 tahun, suaminya berjualan soto keliling. Sainem memilih berjualan di dalam Pasar Takeran.

Dulu, suaminya setia mengantar dia ke Pasar Takeran. Karena sudah berusia senja, saat ini yang mengantar Sainem adalah anak keduanya.

-
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Dia mengaku, berjualan soto di usia senja bukan karena mencari uang seperti saat muda. Saat ini, alasannya agar tetap bisa beraktivitas seperti umurnya masih 20 tahun.

Sainem memang tidak mematok harga mahal. Menurutnya, dia memang menyediakan makanan untuk para penjual di Pasar Takeran atau pembeli di Pasar Takeran.

-
Sainem, nenek usia hampir 100 tahun masih berjualan soto daging. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Setiap hari, Sainem membuka lapak dari pukul 06.00 WIB. Tetapi pukul 09.00 WIB soto buatannya selalu ludes terjual.

“Daging sapinya habis 3 kilogram dalam sehari. Selalu habis pukul 09.00 WIB. Makanya kalau ke sini jangan siang-siang,” jelasnya. 

-
Pasar Mangun, Magetan, lokasi jualan Sainem. (Z Creators/Pramita Kusumaningrum)

Sainem mengaku berjualan sudah 70 tahun. Saat Pasar Mangun Takeran dengan bangunan zaman dulu. Hingga sudah direvitalisasi berkali-kali, Sainem tetap setia berjualan di dalam pasar.

“Saya jualan dari harga soto per porsi Rp25 perak. Sekarang juga cuma Rp5 ribu. Sudah ada untungnya. Enggak perlu mahal-mahal,” pungkas Sainem.

Halaman:

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X