Ternyata Makanan Khas Melayu Ini Tercipta dari Akulturasi 3 Negara, Bukan Indonesia!

- Selasa, 14 Juni 2022 | 10:43 WIB
Gulai ikan patin (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)
Gulai ikan patin (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)

Gulai ikan patin merupakan salah satu kuliner pimadona di Pekanbaru. Riau. Siapa yang enggak tahu makanan ini, selain warung, sajian ini juga banyak tersaji di setiap rumah makan, terutama di Pekanbaru.

Seporsi gulai ikan patin berupa perpaduan ikan patin yang dipotong besar dengan kuah gulai kaya rempah yang kental.  

-
Gulai ikan patin kaya rempah dan berkuah kental (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)

Namun enggak banyak yang tahu, di balik kelezatannya gulai ikan patin menyimpan sejarah yang panjang tentang rempah-rempah khas di dunia. Masakan khas Melayu Riau ini ternyata banyak dipengaruhi cita rasa masakan khas China, Arab dan India. 

Dari seporsi gulai ikan patin saja, kita bisa belajar banyak tentang akulturasi rasa. Keren, kan? Ikan patin dikenal masyarakat Riau dengan sebutan ikan baung, jenis ikan ini sudah lama banyak hidup di perairan sungai di Provinsi Riau. Sebut saja aliran Sungai Indragiri, Sungai Siak, Sungai Kampar dan Sungai Rokan.

-
Ikan patin banyak hidup di aliran sungai di Riau (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)

Orang tua zaman dulu bukan cuma menggoreng atau membakar ikan patin, tapi menggunakan aneka bumbu dan rempah dengan maksimal. Hal ini berlangsung sejak para pedagang dari Tiongkok dan Arab banyak singgah di Riau.

Dengan singgahnya para pedagang ini, mulailah diperkenalkan berbagai bumbu dan teknik pengolahan termasuk untuk mengolah ikan patin dan berbagai masakan lain yang berasal dari komoditas asli khas Riau.

-
Bibit ikan patin (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)

Ikan ini dimasak dengan berbagai racikan bumbu yang kemudian dikenal sebagai gulai, rasa masakan kental dengan cita rasa khas Melayu.

Gulai Ikan Patin menjadi makanan yang segar dan nikmat apalagi kalau dimakan siang hari. Makanan yang satu ini wajib dicoba. Diolah secara higienis dan bersih, ternyata juga digemari wisatawan asing.

Ikan patin yang termasuk dalam kelompok genus pangasius itu memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi yaitu seperti asam lemak esensial DHA dan EPA, vitamin A, omega 3, vitamin B6, vitamin D, vitamin B12, zat besi, selenium, yodium. Protein yang terdapat pada ikan ini sekitar 23–28 persen, untuk kandungan lemak lebih rendah daripada ikan-ikan lainnya. 

Konon kandungan lemak tak jenuh sebesar 50 persen yang terdapat pada ikan patin dapat mencegah penyakit kardiovaskular, dapat juga menurunkan kolesterol jahat sehingga mampu mencegah/menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

-
Tugu Ikan Patin di Indragiri Hulu (Melba Ferry Fadly/IDZ Creators)

Di Riau ada sejumlah daerah yang sejak dahulu menjadi sentra produksi ikan patin. Sebut saja Kabupaten Pelalawan, Kampar, Indragiri Hulu dan Pekanbaru. Bahkan Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu membangun Tugu Patin sebagai ikon kebanggaan masyarakat di sana.

Hingga kini, produksi ikan patin di tiga daerah tersebut tertinggi di Provinsi Riau. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, pada 2020 total produksi patin di Riau mencapai 30.967 ton.

Dari jumlah tersebut sebanyak 21.549 ton diproduksi dari Kampar, 3.498 ton dari Kabupaten Pelalawan, Indragiri Hulu sebanyak 1.405 ton dan Pekanbaru sebanyak 1.818 ton.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resep Tape Ketan Manis Anti Gagal

Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB
X