Kisah Yoshoku, Spageti Lokal Jepang yang Diadopsi dari Eropa

- Rabu, 5 Agustus 2020 | 16:37 WIB
Yoshoku. (foodgawker.com)
Yoshoku. (foodgawker.com)

Makanan Jepang tidak hanya identik dengan sushi atau udon. Tahukah kamu apa itu Yoshoku? Ya, ini juga termasuk makanan populer di Jepang.

Sekilas Yoshoku tampak seperti perpaduan spageti dengan daging cincang yang dibuat jadi burger. Bahkan, spageti dan burger ala Jepang ini diakui sebagai warisan budaya pula oleh UNESCO pada Desember 2013, lho.

Dirangkum dari berbagai sumber, resep Yoshoku ditemukan pada akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20. Dikutip dari BBC, saat itu Jepang tergolong negara miskin di mana penduduknya banyak yang kekurangan gizi.

Bahkan saat itu, makan daging pun dilarang. Rakyat Jepang menilai makan daging dapat membuat badan jadi besar seperti orang-orang Eropa

Kemudian pada tahun 1872, Kaisar Meiji, membebaskan rakyatnya untuk konsumsi daging sapi. Alhasil warga Jepang mulai tertarik dengan menu-menu Eropa berbahan dasar daging.

Setelah itu, koki lokal Jepang yang bekerja dengan bangsa Barat mulai belajar cara membuat masakan Eropa dan Amerika. Bahkan banyak dari koki-koki itu yang akhirnya membuat menu masakan Jepang yang bercita rasa Barat hingga lahirlah Yoshoku.

Saat kini Yoshoku terdiri atas perpaduan antara omurice, omelet diisi dengan nasi dan disajikan dengan genangan kecap yang populer di Amerika pada tahun 1800-an. Lalu dipadu dengan spageti Napolitan yang disiram dengan saus manis yang dicampur daging.

Meski Yoshoku mirip dengan makanan Eropa, tapi rasanya tidak sama. Jepang berhasil menciptakan spageti dengan perpaduan rasa manis, pedas, aroma asap dan umami alias gurih.

Joseph Moon, pemilik restoran Yoshoku AOI Kitchen di New York City mengaku Yoshoku adalah sebuah keseimbangan. Yoshoku adalah hidangan Barat yang diadopsi dengan cita rasa lokal Jepang.

Artikel Menarik Lainnya

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resep Tape Ketan Manis Anti Gagal

Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB
X