Nastar menjadi salah satu kue kering yang wajib ada di Hari Raya Idul Fitri. Camilan manis berbentuk bundar dengan tambahan cengkeh di atasnya dan diisi selai nanas ini menjadi favorit bagi sebagian orang.
Kue nastar terbuat dari campuran adonan tepung terigu, mentega, gula dan telur. Biasanya para ibu rumah tangga akan membuat kue nastar sendiri, ketimbang membelinya di luar.
Di bawah ini terdapat 5 fakta kue nastar camilan manis khas Idul Fitri yang mungkin saja belum kamu ketahui. Berikut ulasannya.
1. Asal Nama
Nama nastar berasal dari Bahasa Belanda, yakni annas atau nanas dan taartjes atau tart. Gabungan dua kata tersebut kemudian disingkat pelafalannya agar mudah menjadi nastar.
2. Terinspirasi dari Pie
Kue nastar terinspirasi dari kue pie khas Eropa yang biasanya diisi dengan selai stroberi, blueberi dan apel. Namun, karena di Indonesia saat itu sulit menemukan buah-buahan tersebut maka mereka mengisinya dengan menggunakan buah nanas yang tumbuh subur di negara tropis. Meski bentuknya berbeda, adonan nastar sama seperti adonan pie.
3. Hanya untuk Bangsawan
Kue yang memiliki rasa manis dan renyah ini dulunya hanya dibuat saat perayaan besar. Selain itu, kue nastar dulunya hanya disajikan untuk para bangsawan dan orang-orang kaya. Namun, seiring berjalannya waktu resep kue ini menyebar ke masyarakat.
4. Melambangkan Kemakmuran
Bagi Etnis Tionghoa, kue nastar memiliki arti dan simbol khusus. Dalam Bahasa Hokian, nastar diartikan sebagai ong lai atau pir emas. Pir emas melambangkan kemakmuran, rezeki, dan keberuntungan. Warna emas serta rasa manis dan lembutnya kue nastar melambangkan rezeki yang melimpah.
5. Tak Hanya Ada saat Idul Fitri
Kue nastar yang identik dengan Hari Raya Idul Fitri juga dijadikan makanan khas saat perayaan Imlek dan Natal lho. Kudapan manis ini selalu menjadi andalan dan favorit banyak orang.
Itulah beberapa asal usul kue nastar, camilan khas Idul Fitri. Kamu tau fakta kue nastar lainnya?
