Dodol dikenal sebagai panganan manis dari Indonesia. Proses pembuatan dodol bermutu tinggi memerlukan waktu yang lama dan keahlian khusus.
Bahan utama membuat dodol adalah santan kelapa, tepung ketan, gula pasir, gula merah, dan garam. Bagi beberapa etnis di Nusantara, dodol
merupakan panganan wajib di Hari Raya Idul Fitri dan pesta perkawinan.
Dalam pesta perkawinan adat Betawi, dodol sebagai simbol kelekatan pasangan pengantin agar selalu lengket dan akur satu sama lain hingga akhir hayat.
Masing-masing daerah di Indonesia memiliki nama tersendiri untuk dodol yang mencerminkan kekhasannya seperti dodol Garut yang berasal dari Garut, dodol Betawi yang berasal dari Betawi, dodol Kandangan dari daerah Kandangan, Kalimantan, dodol Bali atau Buleleng dari Bali, serta dodol
Ulame dari Tapanuli, Sumatera Utara.
Baca Juga: Kunjungi Cinema Bakery, Toko Kue dengan Konsep Vintage, Ada Buy 1 Get 1 Setiap Hari
Tangerang juga memiliki khazanah dodol tersendiri dan sudah dikenal luas dengan merek Dodol Ny. Lauw.
Meski sudah beroperasi selama puluhan tahun, dodol Ny. Lauw masih kerap digemari oleh pelanggan setia maupun yang baru mencoba.
Salah satu alasan mengapa dodol Ny. Lauw memiliki cita rasa yang sama sejak pertama kali dibuat adalah cara memasaknya.
Warga Tangerang pasti sudah tidak asing lagi dengan Dodol Ny. Lauw. Salah satu kuliner legendaris yang toko dan tempat produksinya berada di Jl. Bouraq, Gang SPG No.59, Neglasari, Kota Tangerang.
Dodol Ny. Lauw cukup terkenal dan distribusinya luas di wilayah Kota Tangerang. Biasanya kamu akan jumpai dodol ini di toko-toko atau penjual yang berada di sekitar kawasan Pasar Lama.
Variasinya mulai dari dodol biasa, dodol wijen, dodol duren, hingga yang paling mahal dan enak yaitu dodol mede.
Baca Juga: Berburu Ichigo Daifuku alias Mochi Stroberi di Kampoeng Ramadan Jogokariyan Yogyakarta
Harganya dibanderol mulai dari Rp12 ribuan per dodol. Menurut informasi pemilik, Ci Lin sebagai generasi ketiga pemilik usaha ini, puncak produksi dodol biasanya jatuh pada beberapa minggu menjelang Hari Raya Imlek dan Hari Raya Idul Fitri maupun Idul Adha. Bahkan total produksi bisa mencapai 1 ton lebih.
“Saya sih hanya lanjutin usaha orang tua saja. Sampai saat ini penjualan sampai Jabodetabek, kadang orang buat oleh-oleh keluar daerah,” ujar Ci Lin, pemilik usaha dodol Ny. Lauw saat ditemui di tokonya.
