Anggur Laut Kangean Dicampur Urap, Nikmatnya Nampol Plus Kaya Kandungan Gizi

- Rabu, 13 Juli 2022 | 17:52 WIB
Sajian anggur laut urap di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. (FOTO ANTARA/Masuki M. Astro/Juli 2022)
Sajian anggur laut urap di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. (FOTO ANTARA/Masuki M. Astro/Juli 2022)

Anggur laut? Ya, nama populernya memang anggur laut, tapi makanan ini bukan sejenis buah-buahan. Anggur laut masuk dalam golongan rumput laut yang dalam bahasa Latin disebut Caulerpa sp.

Anggur laut sepintas memang mirip dengan anggur dengan buah bergerombol pada tangkai. Anggur laut memang berbentuk bulatan-bulatan kecil seperti telor ikan dan jika besar bisa seukuran biji jagung.

Seperti yang dilaporkan Antara, Pulau Kangean di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, adalah kepulauan yang dikenal penghasil anggur laut atau di masyarakat setempat disebut "latok". Bahasa lain menyebutnya sebagai latoh dan lawi-lawi.

Latok biasa dimakan dengan cara dicampur urap kelapa parut layaknya sayuran. Biasanya urap untuk latok ini menggunakan kelapa yang tidak terlalu tua. Urap terbuat dari parutan kelapa yang dicampur dengan sejumlah bumbu.

Kalau sayur urap pada umumnya disajikan setelah direbus, maka anggur laut disajikan mentah karena jika dimasak akan hancur.

Rasanya yang segar dan sedikit masam menjadi gurih masam ketika dicampur dengan urap dari kelapa. Latok urap menjadi pendamping makanan utama yang di Pulau Kangean biasanya serba ikan.

Kalau masyarakat Pulau Kangean hanya mengenal olahan ikan dengan dibakar atau digoreng, beberapa rumah makan sudah menyediakan olahan lain, termasuk dimasak dengan bumbu saos. Urap latok bisa juga menjadi selingan makanan serba ikan itu, sehingga mampu menambah selera makan.

Camat Arjasa Husairi Husen mengatakan bahwa wilayah pulau itu memang kaya dengan potensi lautnya, termasuk anggur laut yang hanya bisa tumbuh di laut yang airnya masih bersih dari pencemaran.

"Tercemar sedikit saja air laut di suatu tempat, maka latok ini tidak akan tumbuh," kata pria penggemar seni, yang asli Pulau Kangean itu.

Latok di Kangean dihasilkan dari laut di sekitar Desa Angon-Angon, Kecamatan Arjasa, yang air lautnya masih bersih.

Hingga kini, masyarakat memanen anggura laut hanya mengandalkan yang dihasilkan oleh alam dan belum ada budi daya. Kesadaran membudi daya biasanya muncul ketika sesuatu yang disediakan oleh alam mulai berkurang.

Karena airnya belum tercemar, maka terumbu karang di Angon-Angon juga masih bagus dan utuh. Hutan bakau di Angon-Angon masih lestari, sehingga menjadi tempat nyaman hidup dan berkembangbiaknya beragam hasil laut, seperti ikan dan jenis kepiting.

Mengenai pengembangan pemasaran latok ke luar Kangean, Husairi Husen yang akrab dipanggil Encek Eeng ini mengaku sangat sulit karena makanan itu mudah layu dan membusuk. Upaya pengawetan latok dengan es juga tidak bisa membantu pengembangan pemasaran, karena juga akan layu dan mengganggu keaslian rasa segarnya.

Karena itu kalau orang ingin menikmati latok harus datang ke Pulau Kangean. "Untuk saat ini, mau tidak mau memang begitu. Kalau ingin menikmati latok Kangean, ya harus datang ke Pulau Kangean," kata birokrat yang juga dikenal sebagai pemusik dan pencipta lagu ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resep Tape Ketan Manis Anti Gagal

Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB
X