Banyak asumsi yang mengatakan bahwa boba yang ada pada minuman bubble tea dapat menyebabkan batu ginjal. Benarkah faktanya demikian?
Indozone melansir Antara, Sabtu (29/2), ahli gizi bernama Pafitri, S.K.M.,RD mengatakan boba tidak memiliki efek samping apapun jika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Sebab, boba merupakan jenis pati resitan, atau bahan yang justru meningkatkan serat pangan.
"Enggak (penyebab batu ginjal), enggak sampai ke situ. Tapi lebih ke masalah pencernaan. Jadi mungkin dia lebih ke mengalami sembelit atau begah, karena dia kan lebih sulit dicerna tapi kalau wajar enggak apa-apa," ujar Pafitri.
"Dia kan jenis pati resistan, jadi kalau dikonsumsi bagus, kalau berlebihan dia jadi tidak baik. Ya kan segala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik," lanjut dia.
Meski begitu, Pafitri menyarankan untuk mengonsumsi minuman boba hanya satu sampai dua gelas saja dalam sebulan. Selain itu, untuk usia anak dan lansia tidak dianjurkan meminum minuman boba.
"Anak-anak dan lansia harus diwaspadai karena bubble-nya yang kenyal itu kadang-kadang sulit dicerna. Karena kadang-kadang anak sudah besar tapi kemampuan mengunyahnya belum bagus," jelas Pafitri.
Untuk diketahui, dalam setiap 500ml minuman boba terdapat mengandung 500-800 Kal atau sekira dua sampai lima piring nasi putih 100 gram. Jika diminum secara terus-menerus bisa memicu penyakit seperti hipertensi, diabetes, jantung dan kanker.
