Selama berabad-abad, permen menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Turki. Permen kerap dijadikan suvenir khitanan, kelahiran bayi, pesta pernikahan, serta suguhan wajib saat Idul Fitri, Idul Adha dan perayaan keagamaan lainnya.
Turki punya puluhan jenis permen tradisional. Salah satunya Akide, permen bertekstur keras dengan rasa buah-buahan dan rempah-rempah. Tampilannya mirip batu permata, berwarna-warni dan mengkilap.
Akide ditemukan pada abad ke-16, saat gula sangat mahal dan lebih berharga daripada madu. Seperti halnya Lokum atau Turkish Delight, Akide termasuk warisan kuliner paling penting di Turki. Sekaligus produk permen tertua dari Kekaisaran Ottoman.
Kata ‘Akide’ berasal dari bahasa Arab yang memiliki dua makna, yaitu iman dan kesetiaan. Seperti artinya, permen ini juga jadi simbol kesetiaan. Di era Ottoman, ada upacara khusus saat pembayaran gaji pasukan elit.
Perwira dengan pangkat teratas akan menawarkan permen Akide kepada Wazir Agung atau menteri tertinggi, sebagai lambang kesetiaan mereka kepada negara dan sultan. Permen juga ditawarkan kepada para pejabat tinggi lainnya di Kesultanan Ottoman.
Permen yang jadi lambang kesetiaan ini, kemudian melekat erat dalam tradisi dan budaya masyarakat Turki. Di tengah dominasi pabrik permen berskala besar, masih ada segelintir industri rumahan yang bertahan. Salah satunya Altan Sekerleme. Toko permen berusia 157 tahun ini masih setia memproduksi Akide.
Berlokasi di kawasan Eminonu, Istanbul, toko legendaris ini enggak pernah sepi pengunjung. Tampilan toko yang terkesan tua justru jadi daya tarik utama. Bukan cuma warga lokal, tapi juga turis mancanegara.
Memasuki toko permen ini, seperti menyusuri lorong waktu, kembali ke satu setengah abad silam. Deretan stoples permen jadul dan furniture tua menambah klasik tampilan toko.
Potongan beberapa artikel surat kabar menegaskan betapa besarnya peran toko permen ini dalam melestarikan kuliner warisan Ottoman.
Altan Sekerleme kini dikelola generasi keempat. Menurut Hakan Altan, sang pemilik toko, ada kiat khusus yang membuat usaha turun temurun ini tetap eksis.
“Ayah saya sering datang saat proses produksi. Dia memberi tahu resep rahasia keluarga. Sehingga kami bisa memproduksi permen Akide berkualitas baik. Untuk menjaga cita rasa, Kami tidak pernah memproduksi massal,” ujarnya
Di era Kekaisaran Ottoman, Akide terbuat dari sari anggur. Namun toko Altan Sekerleme menambahkan berbagai aromatik dan rempah-rempah. Antara lain damar wangi, mint, lemon, kelopak mawar, kacang pistachio, hazelnut, kayu manis dan cengkeh.
Harga satu kilogram permen Akide sekitar Rp80 ribu sampai Rp100 ribu, tergantung rasa.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.