Meski Praktis dan Enak, Ini Bahaya Konsumsi Junk Food saat Ramadan 

- Selasa, 28 April 2020 | 11:59 WIB
Ilustrasi junk food. (Pixabay/DesignOil).
Ilustrasi junk food. (Pixabay/DesignOil).

Mengonsumsi menu makanan junk food di bulan Ramadan menjadi pilihan sebagian besar masyarakat. Alasannya pun beragam dari mulai enak, praktis, murah sampai kekinian. Junk food sendiri dikategorikan sebagai menu makanan tinggi gula yang sarat akan vitamin, nutrisi, mineral, gizi yang minim manfaat bagi tubuh. 

Ada banyak dampak buruk pada tubuh dalam jangka waktu pendek maupun panjang. Terlebih mengonsumsi junk food saat Ramadan, kondisi perut yang kosong selama lebih dari 12 jam semakin memperparah risiko yang akan ditimbulkan. Berikut ini efek buruk yang diberikan junk food selama Ramadan yang telah dirangkum dari berbagai sumber. 

1. Membuat Tubuh Terasa Lemas Saat Puasa.

-
Ilustrasi orang letih. (Pixabay/5477687).

Selama menjalani puasa, tubuh kehilangan beberapa persen asupan gula. Meskipun junk food mengandung tinggi gula bukan berarti kamu bisa mengonsumsi junk food saat sahur maupun berbuka puasa. Tak hanya gula, junk food juga mengandung kadar minyak tinggi yang sangat sulit dicerna oleh tubuh. 

Akibatnya tubuh akan terasa lebih lemas dan mengantuk. Ini dikarenakan nutrisi dan gizi yang diasup oleh tubuh saat sahur dan berbuka puasa kurang seimbang. Kalau sudah begitu ibadah lain seperti salah tarawih dan tadarus Alquran bisa terganggu. 

2. Peningkatan Berat Badan.

-
Ilustrasi berat badan. (Pixabay/geralt).

Kelezatan makanan dan minuman junk food memang memiliki daya tarik yang sulit untuk dihindari. Junk food biasanya disajikan dalam tampilan yang sangat menarik.

Tapi ternyata proses berulang yang terjadi pada junk food membuat banyak gizi dan nutrisinya yang hilang. Biasanya, junk food diproduksi dalam jumlah yang besar, sejumlah produsen memilih untuk menggunakan lemak trans dalam olahan junk food, makannya rasanya selalu enak dan bikin ketagihan. 

Kenikmatan saat mengonsumsi junk food juga sering membuat kamu lupa diri dan memakannya melebihi porsi yang ditentukan. Ditambah lagi, kandungan serat pada junk food sangat minim, inilah yang akhirnya membuat berat badan semakin tidak terkontrol. 

3. Memperburuk Metabolisme.

-
Ilustrasi metobalisme tubuh yang buruk. (Pixabay/Bru-No).

Saat sedang berpuasa tubuh kehilangan banyak energi. Oleh sebab itu, pemilihan asupan makanan sahur dan berbuka harus memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang seimbang. Apabila terlalu sering makan junk food maka tidak bisa dihindari, proses metabolisme tubuh akan mengalami gangguan. 

Pasalnya junk food hanya menyisakan dampak buruk yakni berkurangnya proses metabolisme karbohidrat, sehingga tubuh akan mengalami dua kali lipat keterlambatan. Pertama akibat puasa kedua karena junk food. Makanya nggak heran kalau timbunan lemak ku selama puasa akan semakin banyak dan jauh dari kurang. 

4. Menyebabkan Ketergantungan.

-
Ilustrasi kecanduan junk food. (Pixabay/FreeToUseSounds).

Ternyata risiko yang diberikan junk food amatlah banyak. Salah satunya efek ketergantungan atau kecanduan mengonsumsi junk food. Kandungan bahan adiktif di dalamnya membuat junk food memiliki daya tarik untuk dikonsumsi secara terus menerus.

Diantaranya, lemak, garam, gula dan kafein. Empat bahan tersebut memicu terjadinya proses pelepasan dopamin dalam tubuh yakni sensasi senang dan bahagia saat mengonsumsi junk food. 

5. Sulit BAB.

-
Ilustrasi sulit BAB. (Pixabay/mohammed_hassan).

Konsumsi junk food dalam intensitas waktu yang sering juga bisa menyebabkan sembelit. Ketersediaan serat dalam junk food membuat tubuh kamu kaget setelah menjalani puasa. Ini membuat proses pencernaan mengalami gangguan. Makanya ku jadi sulit buang air besar (BAB). 

Seenak-enaknya makan junk food, akan lebih enak membuat makanan sahur dan berbuka sendiri di rumah. Selain lebih hemat, bahan-bahan yang digunakan juga lebih sehat dan pastinya bersih. Tetap semangat berpuasa Ramadan ya! 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Resep Tape Ketan Manis Anti Gagal

Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB
X