Jalan-jalan ke Eropa, jangan heran kalau sparkling water lebih mudah ditemui dibandingkan air mineral kemasan seperti di Tanah Air. Pada dasarnya, sparkling water adalah cairan jernih, enggak berwarna, enggak berbau, dan enggak berasa, namun secara alami air ini mengandung karbon dioksida.
Gelembungnya berasal dari mata air asli atau dari sumur dengan karbonasi alami. Walaupun ada beberapa produsen yang menambahkan karbon dioksida supaya airnya lebih berbuih.
Minum sparkling water telah menjadi kebiasaan dan budaya di Jerman sejak lama. Sekitar 78% air kemasan yang dikonsumsi di Jerman adalah sparkling water. Masyarakat Jerman percaya bahwa sparkling water lebih sehat dibandingkan air biasa karena terasa lebih fresh dan mengandung mineral.
Selain itu mereka juga suka dengan sensasi buih mirip soda di tenggorokan saat minum sparkling water.
“Sparkling water baik untuk mengatasi kembung setelah makan, segar banget. Mirip air dingin tapi bukan air dingin,” ujar Adrien, salah satu warga Strasbourg penyuka sparkling water.
Di kota perbatasan Jerman-Prancis, Strasbourg, yang budayanya merupakan perpaduan Jerman-Prancis, sparkling water jadi favorit warga. Mereka sering terlihat menenteng botol sparkling water di supermarket maupun meminumnya di restoran.
Sebagian besar warga bahkan rela merogoh kocek demi membeli alat pengubah air keran jadi sparkling water. Salah satunya bermerek SodaStream yang harganya mencapai Rp3 juta.
Dengan menginjeksikan botol berisi air keran ke dalam alat SodaStream, maka alat tersebut akan mengisi gas karbon dioksida ke dalam botol. Saat gas di dalam kaleng habis, tentu harus diisi ulang atau beli baru agar tetap bisa membuat sparkling water.
Gimana, penasaran mencoba?
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.
