Akibat Virus Corona, Industri Kuliner Terkena Dampak Paling Signifikan

- Kamis, 2 April 2020 | 21:43 WIB
Ilustrasi bisnis kuliner. (Restaurant Business Magz)
Ilustrasi bisnis kuliner. (Restaurant Business Magz)

Pandemi virus corona berdampak pada perekonomian di banyak negara, tak terkecuali di Indonesia. Banyak industri yang terkena imbasnya, termasuk industri kuliner yang bisa dikatakan paling signifikan.

Berdasarkan data internal Moka, perusahaan penyedia layanan kasir digital di Tanah Air, terjadi penurunan pendapatan harian pada industri kuliner. Perusahaan tersebut melakukan observasi ke 17 kota besar di Indonesia, meliputi Jabodetabek, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Batam hingga Bali.

Diketahui, Bali dan Surabaya merupakan dua kota yang mengalami penurunan pendapatan harian yang paling signifikan, dibandingkan dengan kota lain dengan masing-masing penurunan sebesar 18 persen untuk Bali dan 26 persen untuk Surabaya.

Kawasan Jabodetabek juga mengalami penurunan pendapatan harian yang cukup signifikan, namun tidak setajam Bali dan Surabaya. Wilayah yang terkena dampak di daerah Jabodetabek yang paling signifikan terjadi di Depok, Tangerang, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

Anjuran dari pemerintah untuk tidak keluar dari rumah guna memperlambat laju penyebaran COVID-19, membuat masyarakat tinggal lebih banyak di rumah, dan juga memberi dampak pada industri kuliner. Perubahan perilaku ini menyebabkan peningkatan pembelian makanan yang dibawa pulang (take-away food) meningkat sebesar 7 persen di bulan Januari hingga Februari 2020.

Diwakili oleh pernyataan dari Leonard Theosabrata, Direktur Utama SMESCO, Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia memberikan langkah-langkah mengantisipasi fenomena yang berdampak pada performa bisnis UKM.

Satu hal yang menjadi pesan utama adalah dalam survival mode ini adalah untuk memprioritaskan berjalannya cash flow bisnis dengan baik, dibandingkan dengan memikirkan profit.

-
Ilustrasi bisnis kuliner (Food Hygiene Company)

“Pelaku usaha harus dapat bertahan selama tiga sampai enam bulan ke depan. Perlu adanya perubahan proses bisnis sementara, agar cash flow bisnis tetap positif,” jelas Leonard, seperti dalam keterangan pers yang diterima Indozone, Kamis (2/4/2020).

Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan mengulas kembali bisnis, kenali customer base dan kebutuhannya, permudah proses bisnis, klasifikasikan produk yang mudah dijual, digitalisasi produk usaha, perdalam stok barang, dan beri insentif kepada karyawan yang mampu memberikan performa baik dalam keadaan sulit seperti saat ini.

Untuk kunjungan fisik, budaya melakukan transaksi non-tunai dengan menggunakan debit atau digital payment. Di tengah keadaan seperti ini, penting untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dengan memposisikan diri sebagai bisnis yang memerhatikan konsumen dan seluruh stakeholder terkait higienitas.

Lindungi para karyawan dan konsumen dengan penggunaan masker, hand sanitizer, dan pentingnya untuk terus edukasi seputar kebersihan di lingkungan.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X