Kejamnya Kenichi Sonei, Komandan Tentara Jepang Beri Makan Anjing di Depan Tawanan Lapar

- Rabu, 8 Februari 2023 | 14:15 WIB
Kenichi Sonei, Komandan Tentara Jepang saat Perang Dunia II (History of Sorts)
Kenichi Sonei, Komandan Tentara Jepang saat Perang Dunia II (History of Sorts)

Kenichi Sonei merupakan seorang kapten Tentara Kekaisaran Jepang selama Perang Pasifik. Setelah penaklukan dan pendudukan Jepang di Hindia Belanda (sekarang Indonesia ), ia diangkat menjadi komandan kamp tawanan perang Batalyon 10.

Ia berkuasa sebagai komandan di sana dari September 1942 hingga Februari 1944. Kemudian di kamp interniran Tjideng dari April 1944 hingga Juni 1945. 

Pria kelahiran 7 Desember 1946 ini terkenal dengan reputasi buruk. Ia sangat kejam dan sadis hingga membuat hidup para interniran (tawanan perang) seperti di neraka.

Interniran Belanda

-
Interniran Belanda di Kamp Cideng (History of Sorts)

Dituliskan R.H.A. Saleh dalam Tesis ‘Allied Prisoners of War and Internees (A.P.W.I) di Jawa dan Repatriasinya Setelah Perang Berakhir,’  kekejaman Kenichi Sonei tentu dimulai ketika Jepang menyingkirkan Belanda. 

Tiga bulan setelah kedatangan Jepang di Hindia Belanda (sejak Januari 1942), orang Belanda menjadi pariah. Dipites seolah caplak, diinjak serupa kecoak.

Mereka tak bisa berbuat apa-apa, tatkala Jepang menyita rumah-rumah di kawasan Tjideng (red: Cideng), Jakarta. 

Rumah-rumah itu jadi tempat tahanan bagi perempuan sipil, anak-anak perempuan, dan anak lelaki berusia di bawah 10 tahun dari berbagai bangsa Eropa.

Mereka disebut interniran yang ditahan di area pagar kawat berduri setinggi dua meter. Penjara seperti ini dulu tersebar di beberapa tempat di Jawa. 

Kegilaan Kenichi Sonei

-
Interniran Belanda berjemur di Kamp Cideng (History of Sorts)

Semula kehidupan interniran di Kamp Cideng berjalan biasa-biasa saja. Sejak ditahan polisi Jepang (Keimubu) pada Oktober 1942, mereka masih boleh memanggil babu dan berdagang dengan orang-orang Indonesia.

Mereka juga masih mendapat tempat tidur enak, mandi asyik, dan makan lumayan. Tetapi sejak April 1944, kehidupan mereka berubah drastis karena Kamp Cideng dipegang komandan militer, Kenichi Sonei.

Pria itu membuat kamp bak neraka tertutup karena menimbun interniran. Satu rumah yang harusnya untuk 10 orang, jadi terisi oleh 50-100 orang. 

Baca juga: Rahmat Shigeru Ono, Tentara Jepang yang Membela Indonesia

Akibatnya penghuni kamp naik drastis dari ratusan orang, jadi puluhan ribu orang. Mereka tak pernah tidur nyenyak karena himpit-himpitan.

Seorang perempuan mantan interniran bercerita, buang air besar pada tengah malam jadi susah karena toilet rumah malah jadi tempat tidur.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X