Sebuah studi University of Canterbury di Selandia Baru yang diterbitkan dalam Journal of Arachnology edisi Juli 2015, menemukan ada dua jenis laba-laba yang merupakan pembunuh nyamuk yang terampil.
Pertama, laba-laba Paracyrba wanlessi adalah salah satu spesies laba-laba yang tergolong dalam famili Salticidae.
Laba-laba Paracyrba wanlessi berasal dari Asia Tenggara. Mereka hidup di batang bambu berlubang di sekitaran genangan air.
Lokasi ini sangat cocok untuk mereka memangsa nyamuk baik larva, kepompong atau nyamuk dewasa, bersama dengan kutu air lainnya.
Kedua, laba-laba Evarcha culicivora berkaki delapan yang terlihat tajam. Mereka ditemukan di sekitar Danau Victoria di perbatasan Kenya dan Uganda
Para peneliti menyebut E. culicivora adalah makhluk kecil yang rumit. Itu karena mereka adalah predator yang diketahui memilih mangsa berdasarkan makanan mangsanya.
Jadi laba-laba ini bukan tertarik pada nyamuk melainkan darah manusia.
Meskipun selera dengan darah manusia namun laba-laba E. culicivora tidak secara fisik dapat menggigit manusia.
Itu sebabnya ia mengandalkan metode tidak langsung untuk memuaskan rasa haus darah mereka.
Tidak seperti laba-laba yang menggunakan jaring, liang, atau taktik penyergapan untuk menangkap mangsanya, E. culicivora adalah laba-laba pelompat (Salticidae).
Mereka mengejar dan melompati mangsanya dengan melompat sejauh 10 panjang tubuhnya (sekitar 50 milimeter, atau 2 inci).
E. culicivora cenderung lebih suka tinggal di dalam rumah atau dinding rumah tempat tinggal kita.
Meski menyukai darah manusia namun mereka justru membunuh musuh manusia dan berperan sebagai pemberantas nyamuk gratis. Laba-laba ini juga disebut sebagai senjata memerangi penyebaran malaria.
