Madu adalah salah satu zat makanan yang memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Madu memiliki cita rasa yang manis dan tekstur yang kental, sehingga disukai oleh banyak orang termasuk anak-anak. Oleh karena itu, madu sering dicari untuk dikonsumsi secara rutin, baik untuk tambahan bahan makanan ataupun digunakan untuk menunjang kesehatan serta kecantikan.
Madu dapat diperoleh dari lebah liar yang umumnya berada di hutan atau lebah di peternakan yang telah terjamin kualitas makanannya. Namun, ada juga madu yang sengaja ditambahkan oleh zat makanan lain seperti gula untuk menambahkan rasa manis. Jenis madu ini bisa dianggap sebagai madu palsu karena tak lagi terjaga kemurniannya.
Bukan hanya soal rasa, madu juga diberi tambahan zat lain seperti sirup agar memiliki tekstur kekentalan yang sempurna ataupun warna yang dapat menggugah selera. Madu palsu dan madu asli cukup sulit dibedakan, sehingga kamu perlu mencari teknik khusus untuk mengetahui madu palsu yang mungkin tidak sengaja kamu beli.
Ada banyak sekali cara yang digunakan masyarakat untuk mencari tau kemurnian madu, seperti dilarutkan dalam air atau dibakar. Tapi, mungkin salah satu ciri-ciri madu palsu yang paling sering kamu dengar adalah madu palsu akan mudah menarik perhatian semut. Apakah ini sebuah mitos atau fakta?
Kita cenderung menilai semut hanya tertarik dengan apapun yang mengandung gula, sehingga saat ada semut disekitar madu, maka kita akan menganggap ada gula di dalam madu tersebut. Padahal, semut tertarik dengan makanan apapun yang memiliki nilai gizi meski tanpa gula.
Justru semut malah tidak akan tertarik dengan makanan non alami yang telah dicampur dengan bahan kimia sintetis seperti zat pengawet atau zat pemanis. Madu murni seharusnya tidak perlu diproses sama sekali agar tahan lama. Jadi, jika madu yang kamu konsumsi disukai oleh semut, kamu bisa bernapas lega, sebab madu tersebut kemungkinan besar tidak diberi zat tambahan sama sekali.
