Sejarah Anjuran Sahur saat Ramadhan, Berawal dari Kisah Sahabat Nabi Muhammad SAW

- Jumat, 1 April 2022 | 15:33 WIB
Ilustrasi sahur (Pexels/Timur Weber_
Ilustrasi sahur (Pexels/Timur Weber_

Makan sahur merupakan salah satu ibadah sunnah saat puasa Ramadhan.

Anjuran untuk makan sahur itu sendiri berasal dari hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Anas bin Malik.

"Sahurlah kalian semua. Sesungguhnya sahur itu mengandung keberkahan” (HR Bukhari: 1923).

Namun tak banyak tahu, anjuran makan sahur memiliki sejarah yang panjang.

Dilansir NU Online, anjuran makan sahur ini berawal dari kisah Qais bin Shirmah, salah satu sahabat Nabi Muhammad yang dikenal taat melaksanakan perintah agama.

Dikisahkan saat bulan Ramadhan, Qais tetap beraktivitas normal meskipun sedang berpuasa. Menjelang waktu berbuka, Qais memutuskan untuk pulang ke rumah.

Setibanya di rumah, Qais bertanya kepada istrinya apakah ada makanan untuk dirinya berbuka puasa. Namun istrinya berkata sedang tidak ada makanan pada malam itu.

"Maafkan aku suamiku. Hari ini kita tidak punya makanan. Tunggu sebentar, aku akan mencarikan makanan," kata istri Qais dalam kisahnya.

Lalu, Qais yang merasa lelah usai seharian bekerja pun tertidur. Sementara istrinya pergi keluar untuk mencari makanan.

Tak lama kemudian, istri Qais kembali dengan membawa makanan. Dia yang melihat sang suami sedang tertidur lantas membangunkannya. Namun saat itu, Qais menolak untuk bangun karena alasan tidak mau melanggar perintah Tuhan.

Seperti yang disebutkan dalam riwayat Abu Daud, pada masa Rasulullah SAW, diharamkan bagi mereka untuk makan, minum dan menggauli istri setelah melaksanakan salat Isya pada saat Ramadhan.

Keesokan harinya, Qais bangun dari tidurnya dan melanjutkan pekerjaan dengan kondisi perut yang kosong tanpa ada makanan yang diasupnya sejak puasa kemarin.

Ketika dirinya sedang bekerja, Qais terjatuh dan pingsan. Lalu, kejadian ini diberitahukan para sahabat kepada Nabi Muhammad. Dari peristiwa ini, turunlah Ayat 187 dari surah Al-Baqarah.

"Dihalalkan bagi kalian bersetubuh dengan istri-istri kalian pada malam hari bulan puasa. Mereka adalah pakaian bagi kalian, dan kalian pun pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasannya kalian tidak bisa menahan nafsu kalian. Karena itu, Allah mengampuni kalian dan memberi maaf kepada kalian. Maka kini campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian. Dan, makan minumlah hingga terang bagi kalian benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu hingga (datang) malam, tetapi janganlah kalian campuri mereka, sementara kalian sedang beri’tikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah. Karena itu, janganlah kalian mendekatinya. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa.” (Q.S Al-Baqarah: 187)

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X