Sering kali ada kalimat yang membolehkan seseorang saat tersesat meminum air dari kaktus. Hal ini agar dapat menghindari dehidrasi di gurun.
Kedengarannya, tips tersebut menjadi cara bertahan hidup yang bagus untuk diingat. Namun apakah benar hal itu dapat dilakukan?
Dilansir Encyclopedia Britannica, Minggu (10/4/2022), ternyata kaktus bukan baskom berisi air tawar yang tertutup atau bisa dinikmati oleh manusia.
Diketahui bahwa tanaman seperti itu tidak akan bertahan lama di habitat gersang yang dipenuhi hewan yang kehausan.
Air benar-benar merupakan sumber daya yang berharga di padang pasir, jadi, selain durinya yang menakutkan, sebagian kaktus semakin melindungi dagingnya dengan asam dan alkaloid.
Alkaloid merupakan bahan kimia yang biasanya terlalu tajam untuk ditoleransi oleh kebanyakan manusia dan membebani ginjal jika tertelan.
Daging beberapa spesies kaktus juga dapat menyebabkan muntah, diare, atau kelumpuhan sementara—tidak ada yang kondusif untuk kelangsungan hidup manusia dalam situasi darurat.
Pengecualian penting untuk aturan ini adalah pir berduri dan satu spesies kaktus tong, tong kail ikan (Ferocactus wislizeni).
Sementara itu, kedua tanaman ini tidak enak untuk dimakan mentah, mereka memiliki tingkat bahan kimia yang merugikan yang kurang terkonsentrasi dan dapat memberi manusia sedikit hidrasi dalam keadaan darurat.
Disisi lain, tumbuhan mirip kaktus yang ditemukan di gurun Afrika bagian selatan dan Madagaskar adalah anggota famili Euphorbiaceae dan bersifat racun.
Getah susu dari tanaman ini dapat membakar kulit dan selaput lendir dan dapat menyebabkan kebutaan permanen jika masuk ke mata. Oleh karenanya, jelas jangan mencoba memakannya.
