Studi: Memantulkan Sinar Matahari Kembali ke Luar Angkas Buat Bumi Jadi Lebih Dingin!

- Minggu, 11 April 2021 | 16:35 WIB
Tampilan penampakan bumi. (photo/Pexels/Jaymantri)
Tampilan penampakan bumi. (photo/Pexels/Jaymantri)

Studi baru ini menemukan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami dampak ekologi dari teknologi modifikasi radiasi matahari yang mencerminkan kecil jumlah sinar matahari kembali ke luar angkasa. 

Diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Science, para peneliti di Kelomppok Kerja Biologi Intervensi Iklim, termasuk Jessica Hellman dari Institut Lingkungan Universi Minnesota, mengeksplprasi efek dari intervensi iklim matahari terhadap ekologi. Mereka eksplorasi pengaruh intervensi iklim matahari terhadap ekologi. Tim tekankan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca dan konservasi fungsi dari keanekaragaman hayati dan ekosistem menjadi prioritas. 

Tim fokus pada strategi SRM khusus yang diusulkan, disebut sebagai intervensi aerolsol stratosfer, untuk membuat awan aerosol sulfat di stratosfer untuk kurnagi sebagian sinar matahari dan radiasi yang masuk. Secara teori, awan ini dapat dikontrol ukuran dan lokasinya. SAI seperti menampatkan partikel reflektif kecil di atmosfer untuk pantulkan sebagian radiasi matahari kembali ke luar angkasa sehingga bagian radiasi tidak mencapai dan menghangatkan Bumi. 

"Kami baru mulai mempertimbangkan risiko dan manfaat rekayasa-geo, dan sangat penting bagi kami untuk memasukkan ekosistem dalam studi biaya-manfaat," kata Hellmann, direktur di Institut U M untuk Lingkungan.

"Kita seharusnya hanya mengejar geoengineering jika manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya. Karena upaya kita untuk membendung perubahan iklim sederhana dan lambat, kasus untuk mempertimbangkan geoengineering semakin berkembang, dan makalah ini mewakili ahli ekologi yang ikut serta dalam percakapan geoengineering." lanjutnya.

"Ketika kita mendekati pertanyaan kompleks seperti ini, ada pemahaman teoritis skala luas tentang pola inheren keanekaragaman hayati di seluruh permukaan Bumi, tetapi pemahaman ini sering diinformasikan oleh eksperimen berskala lebih halus yang menguji mekanisme biologis dan fisik yang mendasari pola tersebut. , "kata Phoebe Zarnetske, co-lead studi, dan profesor di program Departemen Biologi Integratif dan Ekologi, Evolusi, dan Perilaku Universitas Negeri Michigan.

"Saya berharap makalah ini dapat meyakinkan para ahli ekologi bahwa penelitian tentang tanggapan alam terhadap rekayasa geo surya tidak hanya penting, tetapi juga menarik - menyentuh pertanyaan inti ekologi tentang topik yang beragam seperti fotosintesis dan migrasi hewan," kata alumni Shan Kothari.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X