Memutihkan gigi adalah salah satu prosedur yang diminati orang-orang dalam hal kesehatan gigi.
Gigi berwarna putih karena lapisan-lapisannya, ada dua lapisan gigi. Pertama lapisan paling luar yang keras dan melindungi disebut enamel dan bagian dalam adalah dentin, bersama dengan jaringan lunak bagian dalamnya.
Enamel seperti tulang yang keadaan aslinya berwarna putih, namun karena beberapa faktor seperti bertambahnya usia, konsumsi berbagai zat membuat warnanya menjadi kekungingan.
Sebab itu ada banyak orang yang memutuskan untuk melakukan prosedur pemutihan gigi.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya terjadi saat kita memutihkan gigi?
Baca Juga: Legenda Maria Labo, Wanita Pemangsa Manusia di Filipina
Gigi memiliki dua jenis noda, noda ekstrinsik (karena zat seperti kopi, teh dan lainnya) dan noda intrinsik (terjadi dari dalam gigi).
Pemutihan gigi secara kimiawi hanya biasanya dilakukan pada noda eksrinsik. Peroksida, seperti hidrogen peroksida dan karbamid peroksida, adalah zat pemutih yang paling umum digunakan.
Pada dasarnya saat kita memutihkan gigi yang terjadi adalah reaksi oksidasi di mana pemutih (hidrogen peroksida) mengoksidasi ikatan rangkap pada noda gigi yang menyebabkan noda mengubah struktur kimianya.
Hasilnya, noda gigi menjadi senyawa berwarna lebih terang dan memberi efek peningkatan warna keputihan.
Sayangnya pemutihan gigi dengan proses kimiawi ini dapat menyebabkan beberapa efek seperti gigi keropos jika terlalu sering melakukannya.
Artikel Menarik Lainnya:
- Dingo, Spesies Unik Antara Anjing dan Serigala
- Serigala Maned, Berkaki Panjang dan Bertelinga Lebar
- Anjing Komondor Asal Hungaria yang Mirip Domba
