Topeng pemakan kotoran atau 'the dirt eating mask' merupakan sebuah topeng yang pembuatannya diperuntukkan pada kalangan budak sekitar abad ke 16 hingga 19.
Para budak terlebih mereka yang berasal dari Afrika banyak yang bertindak sebagai geofagia atau memakan tanah, lumpur atau kotoran lain.
Varietas tanah yang disukai untuk dimakan bahkan dikumpulkan dan diperdagangkan pada saat itu.
Para pemilik budak di Amerika Serika dan Karibia ini kemudian takut praktik tersebut tidak sehat. Praktik itu dapat membuat para budak depresi, sakit perut, gembur, nafsu makan kurang, nafas pendek, dan vertigo.
Topeng yang menutupi bagian mulut ini lantas dipakaikan kepada para budak untuk melindungi mereka memakan tanah.
Terdengar seperti sebuah kebaikan, namun sesungguhnya tindakan pemakaian topeng ini dilakukan untuk melindungi budak sebagai "properti" dari sang pemilik.
Beberapa bahkan berpendapat pemberian topeng ini untuk menghindari budak bunuh diri, makan berlebihan atau mengonsumsi hasil panen si pemilik.