Penyakit Palsu 'Sindrom K', Selamatkan Ratusan Nyawa dari Nazi

- Kamis, 16 Juli 2020 | 10:00 WIB
Bangsal pasien sindrok K di rumah sakit  Fatebenefratelli, Roma. (syndromek.com)
Bangsal pasien sindrok K di rumah sakit  Fatebenefratelli, Roma. (syndromek.com)

Sekitar akhir 1943, bangsal di rumah sakit  Fatebenefratelli di Roma dipenuhi pasien yang dirawat karena Sindrom K. 

Penyakit baru dan asing itu namanya diambil dari Sindrom Koch (sejenis TBC). 

Penyakit ini pula menjadi pencegah yang kuat bagi tentara Nazi yang rutin mencari orang-orang Yahudi, partisan dan anti-fasis. 

Mereka tak berani memasuki bangsal karena takut tertular dan memilih untuk mencari di tempat lainnya. 

Namun ternyata penyakit sindrom K tak benar-benar ada. Penyakit tersebut diciptakan oleh Giovanni Borromeo, kepala dokter rumah sakit, dengan bantuan dokter lainnya. 

Historytoday menyebutkan, Nazi telah menyisir orang-orang Yahudi dan mendeportasi sekitar 1.200 Yahudi pada tanggal 16 Oktober. 

Setelah itu rumah sakit menyambut semakin banyak pasien. Pasien-pasien sindrom K sesungguhnya adalah orang-orang Yahudi dan anti-fasis yang mencari perlindungan. 

-
Giovanni Borromeo. (wikipedia.org)

 

Giovanni Borromeo sendiri merupakan seorang anti-fasis yang telah diakui. 

Di rumah sakit, Borromeo mempekerjakan banyak dokter yang telah didiskriminasi oleh rezim karena berbagai alasan.

Orang Yahudi yang dirawat di rumah sakit serta pasien 'politik' lainnya terdaftar dalam dokumen resmi sebagai penderita Sindrom K.

'K Syndrome' segera menjadi kode yang merujuk pada orang-orang yang disembunyikan di rumah sakit. 

Sementara, Borromeo menjelaskan, secara rinci efek mengerikan yang dimiliki Sindrom K kepada Nazi yang mencari sasaran mereka ke rumah sakit Fatebenefratelli. 

Para pejabat Nazi di Roma tidak pernah menyadari bahwa Sindrom K tak pernah ada. 

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X