Perang 30 Tahun, Konflik Kaum Protestan dan Katolik serta Persaingan Dinasti Habsburg

- Senin, 14 Maret 2022 | 19:05 WIB
Ukiran kayu tentang pelemparan di Praha pada tahun 1618. (Photo/Wikipedia)
Ukiran kayu tentang pelemparan di Praha pada tahun 1618. (Photo/Wikipedia)

Perang Tiga Puluh Tahun menjadi catatan sejarah konflik yang terjadi antara  tahun 1618 hingga 1648, khususnya di wilayah yang sekarang menjadi negara Jerman.

Konflik tersebut melibatkan sebagian besar kekuatan-kekuatan di kawasan tersebut. Ada beberapa sebab kenapa perang itu terjadi.

Mulai dari konflik keagamaan antara kaum Protestan dan Katolik, persaingan antara Dinasti Habsburg dan kekuatan lainnya yang menjadi motif penting terjadinya perang.

Hal ini dapat terlihat dari fakta di mana kaum Katolik Prancis mendukung pihak Protestan yang meningkatkan persaingan Kekaisaran Perancis dan Wangsa Habsburg.

Perang ini mungkin terjadi selama 30 tahun, tapi konflik yang dipicunya tetap berlanjut hingga waktu yang lama. Hingga pada akhirnya, pernag ini diakhiri melalui Perjanjian Westfalen.

Perjanjian Westfalen/ Perdamaian Westfalen adalah serangkaian perjanjian perdamaian yang ditandatangani antara 24 Oktober 1648 di Osnabrück dan Münster.

Perjanjian ini mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun (1618–1648) di Kekaisaran Romawi Suci dan Perang Delapan Puluh Tahun (1568–1648) antara Spanyol dan Republik Belanda.

Pada perjanjian tersebut, Spanyol secara resmi mengakui kemerdekaan Republik Belanda. Perjanjian tersebut juga menjadi hasil kongres diplomatik dan menciptakan sistem tatanan politik baru di Eropa Tengah yang disebut Kedaulatan Westfalen.

Disebutkan pula kalau Perang Tiga Puluh Tahun merupakan malapetaka terburuk, juga bencana medis terbesar dalam sejarah Eropa modern. Karena tidak memiliki data sensus yang baik, para sejarawan mengekstrapolasi hasil penemuan di daerah yang mereka teliti.

Berdasarkan catatan sejarawan, perang secara langsung telah membunuh tentara dan warga sipil, menyebabkan kelaparan, menghancurkan penghidupan, mengganggu perdagangan.

Tidak hanya itu saja, dampaknya juga membuat banyak warga menunda pernikahan dan persalinan, serta memaksa banyak orang untuk pindah. Penurunan populasi di negara bagian Jerman juga mengalami angka yang cukup drastis sekitar 25% hingga 40%.

Sebagian besar penghancuran kehidupan sipil dan harta benda disebabkan oleh kekejaman dan keserakahan tentara bayaran. Desa-desa sangat mudah menjadi objek penjarahan tentara bayaran. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa biaya perang, sebenarnya dapat memperbaiki standar hidup orang-orang yang selamat.

Menurut Ulrich Pfister, seorang sejarawan, Jerman adalah salah satu negara terkaya di Eropa per kapita pada tahun 1500, tetapi berada pada peringkat yang jauh lebih rendah pada tahun 1600. Kemudian, pulih pada periode 1600-1660, sebagian berkat kejutan demografis Perang Tiga Puluh Tahun.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X