Berikut Bahaya Berkomentar Negatif di Social Media yang #KAMUHARUSTAU!

- Senin, 13 September 2021 | 14:38 WIB
Social Media. (photo/Ilustrasi/Pexels/Magnus Mueller)
Social Media. (photo/Ilustrasi/Pexels/Magnus Mueller)

Pegiat Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) Siberkreasi, Dennis Adhiswara mengharapkan para pengguna media sosial tidaklah hanya mahir menggunakan fitur-fitur, tetapi juga bisa menerapkan empati ketika berkomentar di dunia maya. 

Ini disampaikannya saat menanggapi masalah banyaknya masyarakat Indonesia yang kerap membuat komentar buruk atau tidak membangun pada konten-konten yang dibuat di lini media sosial. Melihat hal itu, dia memberikan komentarnya. 

"Kita semua tahu internet sekarang bisa diakses dari anak yang paling kecil sekali pun sampai manula. Apalagi di zaman pandemi, orang tua yang sibuk menjadikan gadget sebagai babysitter untuk mengurus anak. Masalahnya, saat ini kita tidak pernah tahu orang-orang dengan gadget di seberang sana bagaimana kondisinya," ungkapnya. 

"Mungkin dia bicara yang jelek- jelek karena pikirannya lagi kalut atau banyak pikiran. Cuma harus dipikirkan masak-masak ketika membuat komentar agar tidak memancing hal-hal buruk. Mungkin hari-hari ini masyarakat harus belajar memiliki empati, pikirkan orang yang ada di seberang gawai saat mau berkomentar," jelasnya. 

Dennis pun turut berharap masyarakat bisa menyamakan kondisi saat berkomunikasi di medsos secara digital maupun secara langsung agar komentar-komentar buruk atau konten yang tidak memabngun tak perlu muncul dan akhirnya memberikan dampak buruk untuk masyarakat luas. 

"Padahal, kalau membuat konten yang baik atau komentar yang positif tentu tujuannya lebih baik, ketika kamu jadi solusi bagi banyak komunitas, kamu akan membuka pintu-pintu rezeki yang selama ini tertutup. Karena dengan ngata-ngatain orang lain, kamu merendahkan orang lain, kamu malah menutup pintu rezeki. Kamu menutup pintu rezekimu sendiri apalagi kalau marah-marah lewat komentar, memangnya kamu yakin bisa tidur tenang setelah berkomentar buruk," katanya. 

Pertanyaan Dennis dikuatkan psikolog Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi, yang mengatakan dengan berempati di medsos maupun buat konten-konten edukatif, kondisi seseorang akan lebih sehat secara mental dan fisik. 

"Karena hidupnya jadi lebih adem, karena dengan melihat sesuatu yang positif, jiwa pun jadi sehat. Bayangkan kalau semua kebaikan redup. Tentu kesehatan dari segi mana pun menurun padahal itu dibutuhkan manusia," jelas Saskhya. 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X