Studi Ungkapkan Orang-orang Terpengaruhi dengan Pesan pada Sosial Media!

- Rabu, 12 Mei 2021 | 14:07 WIB
Ilustrasi sosial media. (photo/Ilustrasi/Pexels/Tracy Le Blanc)
Ilustrasi sosial media. (photo/Ilustrasi/Pexels/Tracy Le Blanc)

Orang-orang lebih terbujuk oleh pesan aktual terkandung dalam kiriman media sosial daripada seberapa banyak orang lain yang melihat kiriman itu. Peneliti menemukan saat seseorang menonton video Youtube, baik untuk mendukung atau menentang penggunaan rokok elektrik, tingkat persuasi mereka tidak secara langsung dipengaruhi oleh apakah video itu mengatakan ditonton oleh lebih dari 1 juta orang atau kurang dari 20. 

Apa yang penting untuk persuasi adalah persepsi pemirsa mengenai pesan itu sebagai jujur dan dapat dipercaya. Melihat hal itu, penulis utama studi dan profesor komunikasi di The Ohio State University, Hyunyi Cho memberikan komentarnya. 

"Tidak ada efek kereta musik di mana orang terbujuk oleh video hanya karena banyak orang lain yang menontonnya," ungkapnya.

"Pesan itu sendiri paling penting untuk persuasi." lanjutnya. 

Studi ini melibatkan 819 orang dewasa Amerika yang beragam secara demografis berusia 18-35 tahun. Kebanyakan dari mereka yang diperlihatkan dua video Youtube yang mendukung atau tentang vaping. Tetapi, peneliti memanipulasi jumlah tampilan yang dilihat peserta untuk video itu. Dimana, para peserta melihat jumlah tayangan sekitar 10,100,100.000 hingga 1.000.000. 

Hasilnya menunjukkan bahwa peserta lebih diyakinkan ketika mereka menilai lebih jujur dan dapat dipercaya. Jumlah penayangan video tidak berdampak langsung pada seberapa besar mereka diyakinkan. Peserta juga ditanyai seberapa besar menurut mereka video yang mereka tonton akan pengaruhi dewasa muda lainnya. 

"Orang-orang lebih fokus pada faktor yang berhubungan dengan diri mereka sendiri - bagaimana perasaan mereka tentang video tersebut - ketika mempertimbangkan seberapa besar pengaruhnya terhadap orang lain," lanjut Cho.

"Mereka kurang berkonsentrasi pada faktor-faktor lain yang berfokus - seperti jumlah penayangan - sebagai alasan mengapa video bisa jadi persuasif." jelasnya.

"Media sosial mungkin dilihat lebih luas daripada media massa seperti televisi karena situs seperti YouTube tidak memiliki batas geografis yang sama seperti media massa," ungkapnya. 

Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa orang tidak boleh samakan popularitas video Youtube dan posting media sosial lainnya dengan berapa banyak orang yang menganggap pesan mereka yang persuasif atau dibujuk.

"Kami mungkin memilih untuk menonton video YouTube karena tayangannya banyak , tapi itu berbeda dengan apakah kami terbujuk oleh pesannya," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X