Burung Maleo merupakan burung endemik yang tersebar di Sulawesi. Habitatnya terdapat di beberapa tempat di Pulau Sulawesi seperti Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Hewan dengan panjang sekitar 55 cm dan bentuk kepala yang unik ini termasuk dalam hewan yang dilindungi keberadaannya.
Burung Maleo juga memiliki kebiasaan unik saat mengerami telurnya. Telur-telur Maleo dieram dengan cara dikubur di dalam pasir.
Inkubasi telur dilakukan dengan bantuan sinar matahari dan panas vulkanik di bawah tanah.
Dilansir dari berbagai sumber, Maleo akan mengubur telurnya dengan dalam sekitar 50 cm dengan lokasi pasir yang dekat dengan sumber mata air panas atau pun kondisi geothermal (energi panas bumi) tertentu.
Telur ini kemudian akan ditinggalkan sang induk hingga akhirnya menetas dengan waktu sekitar 62-85 hari.
Anak burung Maleo yang telah menetas harus membebaskan dirinya dari dalam pasir dan selanjutnya menjalani hidup secara mandiri.