Capnomancy yang juga dikenal sebagai Libanomancy merupakan salah satu metode ramalan yang menggunakan asap.
Istilah capnomancy berasal dari bahasa Yunani yaitu 'kapnos' yang artinya asap dan 'manteia' yang berarti ramalan.
Teknik ramalan dengan menggunakan asap ini diyakini berasal dari Babilonia kuno. Di mana pada hari-hari suci tertentu, para penyihir biasa membakar ranting atau serutan kayu cedar untuk menggambarkan sebuah pertanda dari pola asap.
Capnomancy dilakukan dengan mengamati pergerakan asap setelah dilakukan pembakaran.
Baca Juga: Maharaja Jayabaya, Raja Kediri dengan Ramalannya yang Jitu
Jika asapnya tipis, dan naik dalam garis yang benar, bukannya tertiup angin, atau menyebar di atas altar maka itu akan menandakan keberuntungan.
Namun jika gumpalan asap tebal dan besar maka akan dianggap sebagai pertanda tidak baik.
Saat asap menyentuh tanah, diyakini sebagai pertanda bahwa tindakan cepat harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan malapetaka.
Juga diyakini bahwa menghirup asap yang mengepul dari para korban ritual atau dari api yang menghanguskan mereka, memberi pemimpin ritual ilham mengenai ramalan.
Asap dari persembahan pengorbanan juga diperkirakan baik jika asap itu naik sedikit dari altar, dan langsung naik ke awan.
Pada metode lain, peramal harus menghirup asap dari api pengorbanan, dan pertanda akan ditarik dengan mempertimbangkan bau dan efeknya dari asap.
Artikel Menarik Lainnya:
- 7 Tradisi Tahun Baru di Dunia!
- Mengenal Sinden, Nyanyian Tradisional dari Jawa
- Suku Kazakh, Kaum Pemburu dengan Bantuan Elang di Mongolia