Studi Ungkapkan Protokol Keselamatan COVID-19 di Kantor Pengaruh Perilaku Karyawan!

- Kamis, 20 Mei 2021 | 12:56 WIB
Ilustrasi bekerja. (photo/Ilustrasi/Pexels/energepic.com)
Ilustrasi bekerja. (photo/Ilustrasi/Pexels/energepic.com)

Tindak keamanan COVID-19 oleh perusahaan pengaruhi tindakan pencegahan pekerja bahkan ketika mereka tidak bekerja, menurut sebuah studi baru dari Washington State University. Hasil studi itu dipublikasikan dalam Journal of Occupational and Environmental Medicine. 

Studi menemukan bahwa budaya kerja yang diadopsi COVID-19 ini langkah-langkah pencegahan, seperti cek kesehatan sehari-hari dan mendorong pekerja sakit untuk rumah tinggal, sebabkan kurang "presenteism sickness" atau pergi tempat ketika merasakan sakit. Efeknya ditemukan baik di dalam maupun di luar pekerjaan, yang berarti lebih sedikit karyawan dengan COVID-19. 

Hal yang sama berlaku untuk sikap terhadap pencegahan COVID-19 yang direkomendasikan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit seperti memakai masker dan jaga jarak sosial. Melihat hal itu, profesor psikologi WSU dan penulis utama studi, Tahira Probst memberi komentarnya.

"Iklim COVID-19 di tempat kerja memiliki efek langsung pada pembentukan sikap karyawan terhadap tindakan kesehatan pencegahan pribadi yang direkomendasikan CDC," ungkap Tahira Probst.

"Pejabat kesehatan masyarakat dan pemberi kerja harus menyadari dampak yang dapat ditimbulkan oleh organisasi dan tempat kerja dalam membendung gelombang pandemi. Bukan hanya pemberi kerja berdampak pada penularan yang terjadi di tempat kerja, tetapi mereka juga memengaruhi karyawan yang sama. 'sikap dan perilaku di luar tempat kerja," lanjutnya. 

Studi menemukan hubungan yang signifikan antara tempat kerja dengan iklim COVID-19, dimana sikap karyawan pada tindakan pencegahan pandemi, dan pada akhirnya apakah mereka muncul di tempat kerja atau tempat umum lainnya saat merasakan sakit dengan gejala COVID-19 atau setelah terpapar virus.

"Salah satu konsekuensi yang lebih bertahan dari pandemi mungkin adalah bahwa organisasi tidak hanya menawarkan lebih banyak cuti sakit tetapi juga mendorong karyawan untuk tinggal di rumah jika mereka sakit,"  jelasnya.

"Terus terang, sebelum COVID-19, banyak budaya kami adalah: 'kecuali jika Anda sakit parah dan tidak bisa bangun dari tempat tidur, Anda harus bekerja.' Perilaku itu menyebarkan penyakit dan pada akhirnya menurunkan produktivitas. Kami berharap pandemi dapat melembagakan pemikiran ulang tentang norma ini ke depan," tutupnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X