Sebuah studi baru menemukan bahwa anak berusia 18 hingga 24 tahun yang menggunakan ponsel saat mengemudi lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku mengemudi berisiko lainnya yang terkait dengan 'bertindak tanpa berpikir'. Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam Internasional Journal of Enviromental Research and Public Health.
Studi ini dipimpin oleh peneliti dari Rumah Sakit Anak Philadelphia dan Pusat Kebijakan Publik Annenberg Universitas Pennsylvania. Hasilnya telah menunjukkan pentingnya untuk mengembangkan strategi baru untuk mencegah mengemudi berisiko pada orang dewasa muda, terutama bagi mereka yang miliki kepribadian impulsif.
Pemakaian ponsel ketika mengemudi telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kecelakaan dan hampir kecelakaan. Meski larangan penggunaan ponsel genggam ketika mengemudi di banyak negara bagian, hasil pengurangan kecelakaan tidaklah konsisten.
"Studi ini menemukan bahwa penggunaan ponsel yang sering saat mengemudi hanyalah salah satu indikator dari pola umum praktik mengemudi berisiko yang terkait dengan kecelakaan sebelumnya pada pengemudi muda," kata penulis utama studi Elizabeth Walshe, PhD.
"Penilaian ciri-ciri kepribadian, seperti impulsif dan pencarian sensasi, dapat membantu untuk mengidentifikasi pengemudi yang paling berisiko untuk memberikan intervensi yang lebih bertarget mempromosikan mengemudi yang aman," jelasnya.
Studi itu menemukan bahwa 44,5 persen pengemudi dilaporkan mengalami setidaknya satu kecelakaan, dan 73 persen dari mereka melaporkan penggunaan ponsel ketika mengemudi. Mereka yang menggunakan ponsel ketika mengemudi juga lebih mungklin untuk berpartisipasi dalam mengemudi berisiko, termasuk menerobos lampu merah, dan abaikan batas kecepatan.