Petir merupakan salah satu fenomena alam yang paling menakjubkan di muka bumi ini. Suaranya yang bergemuruh, cahayanya yang menerangi langit dan akar kilatan yang sangat menakutkan.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Inggris, petir menyambar bumi ini sebanyak 1,4 miliar kali dalam setahun atau 44 kali setiap detiknya.
Petir tidak hanya sekadar sebuah petunjukkan cahaya, tapi juga memainkan peran penting dalam keseimbangan listrik bumi, membantu memperbaiki nitrogen, sehingga membantu tanaman tumbuh dan bahkan berpotensi membantu membersihkan atmosfer dari polutan.
Dilansir Live Science, rata-rata sambaran petir mencapai panjang 3,2 hingga 4,8 kilometer. Beberapa petir bisa sangat panjang dan bahkan mencapai ratusan mil di atas langit.
Lalu, berapa sambaran petir terpanjang yang pernah tercatat?
Pada 1956, Myron Ligda, seorang ahli meteorologi di Texas, menggunakan radar untuk mendeteksi kilatan cahaya yang membentang lebih dari 160 kilometer. Saat ini, ini diakui sebagai sambaran petir terpanjang yang pernah tercatat.
Seiring berkembangnya teknologi, memungkinkan para peneliti untuk mengukur sambaran petir jauh lebih besar dan lebih banyak lagi.
Pada 2007, peneliti mengidentifikasi sambaran petir di atas langit Oklahoma sepanjang 332 kilometer. Namun satu dekade kemudian, rekor tersebut dipatahkan oleh sambaran petir di atas langit Midwest sepanjang 500 kilometer.
Saking panjangnya, cahaya kilatan petir mampu menerangi langit di Texas, Oklahoma, dan Kansas.
Fenomena petir itu membuat sekelompok peneliti menerbitkan studi tentang peristiwa tersebut di jurnal Bulletin of American Meteorological Society dan menyebutnya sebagai megaflash, sambaran petir terbesar yang pernah tercatat.
Pada Halloween 2018, sambaran petir di atas langit Brasil terungkap telah membentang sepanjang 709 kilometer. Namun, rekor itu dipatahkan oleh sambaran petir di atas langit Texas hingga Mississippi pada 29 April 2020.
Sambaran petir yang tercatat itu mencapai 768 kilometer atau setara jarak antara kota Jakarta dan Surabaya.
