Di masa Romawi kuno, banyak sekali pekerjaan yang tak biasa dan mendapat bayaran cukup baik. Namun, jika kita melihatnya di zaman kini tentu pekerjaan tersebut sangatlah tercela.
Salah satu pekerjaan tercela tersebut ialah delator atau para pengumpul gosip di Romawi kuno. Mereka yang melakukan pekerjaan ini akan menjadi informan profesional yang dibayar untuk mengumpulkan gosip tentang penduduk kota.
Baca Juga: Frumentarii, Badan Intelijen Romawi Buah Kepintaran Kaisar Hadrian dalam Misi Persatuan
Dikutip dari nationalgeographic, pekerjaan ini semula untuk mengumpulkan informasi agar pelanggaran tidak terjadi di masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, para delator semakin mengajukan tuduhan publik, terlepas dari benar atau bohongnya terhadap siapa pun.
Tak hanya sampai di sana, para delator ini pun akhirnya melakukan tindakan yang cukup nekat dengan memeras para pihak yang membutuhkan informasi dari mereka.
Dalam administrasi Romawi kuno, tak ada pejabat yang setara dengan jaksa agung. Penuntutan pelanggaran terhadap hukum publik diserahkan kepada warga negara.
Disinilah para delator mengambil kesempatan, dimana mereka akan menjadi kunci bukti dan juga saksi untuk mengambil keputusan kepada pihak yang diduga melanggara hukum.
Karena tugas delator adalah menunjukkan kepada pengadilan bahwa seseorang melakukan perbuatan yang dapat dihukum dengan tingkatan yang paling ringan hingga berat sekalipun.
Delator juga menjadi momok bagi para tiran kekaisaran akan tuduhan pengkhianatan yang tidak dapat dibenarkan. Karena delator diciptakan untuk melayani tujuan-tujuan kekuasaan yang sewenang-wenang.
Kadang-kadang si penuduh nantinya akan dihadiahi hak kewarganegaraan, tempat di senat, atau bagian dari properti si tertuduh.
