Salah satu momen yang tak boleh dilewatkan saat merayakan Hari Valentine pada 14 Februari adalah tradisi memberikan bunga kepada sang kekasih. Bunga yang menawan dianggap sebagai lambang cinta dan kasih sayang.
Lalu, dari mana asal usul tradisi memberikan bunga di Hari Valentine ini berasal?
Dilansir Times, tradisi memberikan bunga kepada pasangan di Hari Valentine baru muncul sekitar abad ke-17, meski perayaan Hari Valentine sebagai hari kasih sayang sudah dirayakan sejak abad ke-14.
Hal itu berawal dari Raja Charles II dari Swedia yang mempopulerkan 'Bahasa Bunga' yaitu percakapan cinta yang dilampirkan pada berbagai jenis bunga di seluruh Eropa.
Kala itu, jenis bunga yang paling cocok untuk merayakan Hari Valentine adalah bunga mawar. Sebab, bunga tersebut diasosiasikan dengan dewi cinta Yunani, Aphrodite.
Sejak saat itu, kebiasaan memberikan bunga mawar kepada orang terkasih di Hari Valentine terus berkembang.
Hari Valentine juga diidentikan dengan bertukar kartu ucapan. Tradisi itu muncul berawal dari Amerika pada awal 1700-an. Lalu pada 1840, seorang perempuan bernama Esther A Howland memproduksi kartu ucapan tersebut secara massal dan dijual ke pasar.
Cokelat Valentine
Selain bunga dan kartu ucapan, tradisi lain yang tak boleh dilewatkan saat Hari Valentine adalah memberikan cokelat.
Hal itu berawal pada 1861, seorang pengusaha cokelat asal Inggris, Richard Cadburry melakukan strategi pemasaran yang cerdas untuk meningkatkan penjualan cokelatnya.
Dia berinovasi dengan memproduksi cokelat sebagai makanan yang bisa dikunyah. Cokelat tersebut dikemas dalam kemasan berbentuk hati, lalu ditambahkan aksesoris berupa simbol Cupid dan bunga mawar.
Berawal dari produk cokelat tersebut, banyak masyarakat yang menjadikan cokelat tersebut sebagai kado di Hari Valentine. Sejak saat itu, hari kasih sayang tersebut sangat identik dengan cokelat hingga kini.
