Chechnya Tetap Berperang Meski Ramadhan, Inilah Perang yang Juga Terjadi Saat Bulan Puasa

- Minggu, 10 April 2022 | 16:53 WIB
Pasukan Chechnya. (REUTERS/Chingis Kondarov), ilustrasi perang Badar. (Wikipedia).
Pasukan Chechnya. (REUTERS/Chingis Kondarov), ilustrasi perang Badar. (Wikipedia).

Memasuki bulan Ramadhan, Presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan Chechnya yang mendukung Rusia menginvasi Ukraina untuk mundur sejenak. Sebagai penghormatan untuk militer Chechnya yang beragama Muslim, ia meminta kepada pemimpin untuk mundur dan fokus beribadah puasa.

Mengutip Sputnik, pekan lalu pasukan Chechnya sempat  meraih keberhasilan merebut kota Mariupol di Ukraina.  Sebuah video keberhasilamn militer dirilis oleh Presiden Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov.Presiden Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrov mengakui bila presiden Rusia Vladimir Putin meminta pasukan Chechnya untuk tidak berperang saat Ramadhan. Ia khawatir bila rasa lapar dan rasa haus turut berpengaruh dalam peperangan.

"Presiden Putin meminta saya untuk menangguhkan pekerjaan saya (berjuang bersama pasukan Rusia di Ukraina) pada bulan Ramadhan. Karena, rasa lapar dan haus mempengaruhi kemampuan saya," kata Kadyrov mengutip Sputnik.

-
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta Presiden Chechnya, Letnan Jenderal Ramzan Kadyrovkarena puasa Ramadhan. (Tiktok).

Menanggapi hal itu, Kadyrov meminta putin tak mengkawatirkan hal tersebut. Menurutnya, dengan berpuasa, mereka justru mendapatkan kekuatan dan membuatnya tersentuh, seperti yang dikutip dari Shafaq.

"Presiden Putin tersentuh akan kebesaran Islam. Dia terkejut ketika saya mengatakan kepadanya bahwa kami memperoleh kekuatan spiritual dari berpuasa," tambahnya.

Perang Badar juga terjadi saat Ramadhan.

Lalu muncul pertanyaan, apakah layak bertempur dan berperang dalam bulan Ramadhan? Jawabannya mengapa tidak.

Ternyata berperang dalam bulan Ramadhan juga pernah terjadi di zama Rasulullah SAW. Peristiwanya dikenal sebagai perang Badar. 

Pertempuran Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan musuh-musuhnya. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan 2 H (13 Maret 624). Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang. 

Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan.

Sebelum pertempuran ini, kaum Muslim dan penduduk Mekkah telah terlibat dalam beberapa kali konflik bersenjata skala kecil antara akhir 623 sampai dengan awal 624, dan konflik bersenjata tersebut semakin lama semakin sering terjadi. 

Meskipun demikian, Pertempuran Badar adalah pertempuran skala besar pertama yang terjadi antara kedua kekuatan itu. Muhammad saat itu sedang memimpin pasukan kecil dalam usahanya melakukan pencegatan terhadap kafilah Quraisy yang baru saja pulang dari Syam, ketika ia dikejutkan oleh keberadaan pasukan Quraisy yang jauh lebih besar. 

-
Ilustrasi perang Badar. (Wikipedia).

Pasukan Muhammad yang sangat berdisiplin bergerak maju terhadap posisi pertahanan lawan yang kuat, dan berhasil menghancurkan barisan pertahanan Mekkah sekaligus menewaskan beberapa pemimpin penting Quraisy, antara lain ialah Abu Jahal alias Amr bin Hisyam.

Bagi kaum Muslim awal, pertempuran ini sangatlah berarti karena merupakan bukti pertama bahwa mereka sesungguhnya berpeluang untuk mengalahkan musuh mereka di Mekkah. Mekkah saat itu merupakan salah satu kota terkaya dan terkuat di Arabia zaman jahiliyah. 

Kemenangan kaum Muslim juga memperlihatkan kepada suku-suku Arab lainnya bahwa suatu kekuatan baru telah bangkit di Arabia, serta memperkokoh otoritas Muhammad sebagai pemimpin atas berbagai golongan masyarakat Madinah yang sebelumnya sering bertikai. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Arti Mimpi Memotong Rambut Apakah Pertanda Baik?

Minggu, 28 April 2024 | 10:19 WIB

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X