Sejak Sabtu (11/3/2023) siang sampai hari ini, Selasa(14/3/2023), Gunung Merapi masih menyemburkan awan panas. Berdasarkan pantauan BPPTKG, arak luncur awan panas Gunung Merapi yakni 1600 m ke arah Kali Krasak.
Di tengah merapi yang erupsi lagi, kembali viral wejangan lama Mbah Maridjan sang juru kunci Gunung Merapi.
Dalam video tersebut, Mbah Maridjan membeberkan hal-hal yang harus diperhatikan agar merapi tidak marah.
Menurutnya, penambangan atau pengerukan di Merapi tidak seharusnya dilakukan secara berlebihan sampai merusak lingkungan.
Video awanpanas guguran #Merapi tanggal 14 Maret 2023 pukul 05.59 WIB dengan jarak luncur 1600 m ke arah Kali Krasak. Angin bertiup ke Tenggara.
Badan Geologi#MerapiSiaga pic.twitter.com/xHFBfgt8Ho— BPPTKG (@BPPTKG) March 13, 2023
Baca juga: Merapi Erupsi, Polda Jateng Imbau Masyarakat Tak Termakan Berita Hoax
"Pantangan Merapi supaya tidak marah itu beko-beko atau alat-alat berat jangan sampai merusak daerah Jogja. Kalau daerah Klaten tidak tahu, Magelang tidak tahu. Kalau butuh pasir biarlah diberi pasir tapi jangan sampai mencari pasir pakai alat berat di Jogja," kata Mbah Maridjan.
Saat itu, Mbah Maridjan juga sempat mengingatkan para pemimpin daerah di Sleman, Klaten, Magelang dan Boyolali bisa berpikir untuk menjaga alam atau lingkungan.
Sang juru kunci Merapi tersebut berharap agar para kepala daerah tersebut bisa lebih tegas. Kalau tidak, maka ganjarannya akan diberi pasir beserta awan panas.
"Jelas itu namanya merusak alam. Sleman, Klaten, Magelang, Boyolali, keempatnya ini harus mikir, karena kalau tidak bisa mengusir alat berat selamanya, maka akan diberi pasir beserta awan panas. Itu perintah eyang Merapi," sambung Mbah Maridjan.
Baca juga: Melihat Jejak Terakhir Mbah Maridjan, Saksi Bisu Keganasan Merapi
Sekadar informasi, sebelum meninggal dunia pada tahun 2010 silam, Mbah Maridjan sering memberikan pesan-pesan terkait Gunung Merapi.
Warga setempat pun kala itu selalu menunggu komandonya apakah harus mengungsi atau tidak.
Namun, tahun 2010 tepatnya pada Rabu, 27 Oktober Mbah Maridjan ditemukan meninggal dunia di dapur rumahnya dengan posisi sujud. Sejak saat itu, warga tidak bisa lagi menunggu komando Mbah Maridjan.