Ukiran Putri Duyung di Rumah Adat Suku Sentani Jadi Pengingat dari Para Leluhur

- Senin, 28 September 2020 | 18:07 WIB
Ukiran putri duyung tiang rumah adat Suku Sentani, Papua (ANTARA/HO-Hari Suroto)
Ukiran putri duyung tiang rumah adat Suku Sentani, Papua (ANTARA/HO-Hari Suroto)

Ukiran dengan motif putri duyung berwarna hitam dan putih di tiang rumah obhee atau rumah adat Suku Sentani ditemukan Peneliti Balai Arkeologi Papua di Kampung Dondai, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.

Seperti dilansir Antara, ukiran dengan motif putri duyung itu digambarkan sebagai perempuan cantik berambut tergerai indah memesona, sedangkan bagian bawah berupa ikan berekor.

Menurut tokoh masyarakat Kampung Dondai, Daud Wally mengatakan, ukiran putri duyung sebagai pengingat bahwa leluhur masyarakat Sentani berasal dari Pasifik atau wilayah "Matahari terbit" di sebelah timur Sentani. Saat ini, putri duyung menjadi lambang marga di Danau Sentani bagian barat.

Sementara itu, Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan putri duyung dikenal dalam cerita rakyat itu digambarkan hidup di lautan.

Secara ilmiah, duyung disebut dugong dugon. Dugong bukanlah sejenis ikan tetapi tergolong dalam hewan mamalia laut pemakan tumbuhan lamun. Padang lamun banyak ditemukan di teluk-teluk perairan Pasifik selatan.

Selain motif putri duyung, kata Hari, penelitian di obhee Kampung Dondai juga menemukan ukiran ikan hiu gergaji di tiang rumah.

Pada masa lalu, sebelum kehadiran manusia, Danau Sentani adalah laut yang menjadi habitat fauna laut, termasuk ikan hiu gergaji.

Proses geologi menjadikan Laut Sentani danau air tawar, di mana ikan hiu gergaji kemudian beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Ikan hiu gergaji terakhir ditangkap di Danau Sentani pada 1970-an.

Ikan hiu gergaji menjadi sumber inspirasi seni oleh manusia prasejarah hingga seni Sentani masa kini. Motif ikan hiu gergaji digoreskan pada bongkahan batu Situs Megalitik Tutari. Motif ikan hiu digoreskan pada tiang rumah obhee, serta motif ikan hiu gergaji digambarkan dalam lukisan kulit kayu Asei.

"Putri duyung identik dengan budaya masyarakat pantai. Keberadaan motif putri duyung di Danau Sentani, membuktikan bahwa kehidupan masyarakat Danau Sentani tidak bisa dilepaskan dari laut. Hal ini dibuktikan dengan temuan arkeologi berupa cangkang moluska laut Verenidae dan Arcidae di situs prasejarah Yomokho, Kampung Dondai," kata Hari.

Ia menambahkan keberadaan cangkang moluska laut membuktikan bahwa manusia prasejarah yang menghuni Situs Yomokho telah melakukan kontak dengan masyarakat pesisir atau mereka dalam beraktivitas hingga pesisir.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X