Makan kue atau meniup lilin telah menjadi praktik standar untuk merayakan ulang tahun di seluruh dunia hingga hari ini.
Tradisi ini diyakini telah ada sejak zaman dahulu seperti kepercayaan Yunani, dimana perayaan dilakukan dengan menyiapkan kue berbentuk bulat dan lilin di atasnya adalah sebagai lambang bulan atau Dewi Yunani Artemis.
Tapi dari mana orang Yunani mendapatkan ide untuk perayaan seperti itu?
Konon mereka mendapatkan tradisi itu dari orang Mesir Kuno yang secara khusus melakukan itu dalam upacara penobatan seorang firaun.
Bagi orang Mesir kuno, penobatan seorang firaun melambangkan firaun menjadi dewa. Jadi upacara penobatan dirayakan secara luas.
Orang Yunani meminjam gagasan perayaan besar ini untuk menghormati seseorang atau dewa.
Sementara beberapa spekulasi menyebutkan sebelum munculnya “pesta ulang tahun”, orang Romawi biasa membuat kue dalam rangka merayakan ulang tahun orang-orang yang lebih terangkat di masyarakat.
Baca Juga: Ritual Berbahaya Melemparkan Bayi dari Atas Ketinggian di India
Lalu perayaan ulang tahun dengan kue seperti hari ini diyakini berasal dari Jerman sekitar 1400-1500 Masehi.
Orang Jerman dulu percaya bahwa anak-anak sangat rentan terhadap bahaya yang mungkin timbul dari roh jahat pada hari ulang tahun mereka.
Karenanya, pada hari ulang tahun, kue dipanggang di pagi hari dan tradisi meletakkan lilin sebanyak usia anak ditambah satu.
Lilin tambahan melambangkan harapan orang tua agar anaknya bisa hidup satu tahun lagi. Kemudian meniup lilin sekaligus membuat keinginan dan hubungan anak dengan tuhan menjadi lebih kuat.
Praktik inilah yang kemudian berkembang seperti yang kita kenal saat ini.
Ternyata perjalanan kue ulang tahun sebagai konsep hidangan di hari ulang tahun sangat panjang dan berasal dari berbagai tradisi dan budaya di dalam sejarah di seluruh dunia ya guys.
