Sebuah fenomena telah mengejutkan para peneliti ketika lapisan es yang berada di wilayah terdingin di Antartika tiba-tiba runtuh.
Dalam laporan AP disebutkan, lapisan es yang runtuh berukuran kecil, sekitar 460 mil persegi. Namun ini fenomena pertama kalinya dalam sejarah lapisan es runtuh di wilayah terdingin yaitu di timur Antartika.
"Di bagian Antartika ini, yang terhubung dengan wilayah tertinggi, terkering, terdingin, Antartika Timur. Kami benar-benar tidak mengantisipasi melihat lapisan es runtuh," kata Peter Neff, ahli glasiologi di University of Minnesota dilansir Science Alert.
Catherine Walker, seorang ilmuwan es di Woods Hole Oceanographic Institute mengatakan lapisan es itu runtuh pada periode 14 - 16 Maret 2022 ketika suhu di wilayah tersebut melonjak tinggi.
Kejadian itu hanya beberapa hari sebelum stasiun penelitian di dataran tinggi Antartika mencatat suhu 21 derajat Celcius di atas rata-rata. Sebuah kolom panjang uap air yang disebut sungai atmosfer,telah membawa panas dari daerah tropis ke benua es.
I suspect Totten Glacier mostly got nuked with warm snow during the mid-March Antarctic atmospheric river. The glacier did also loose a little ~14km^2 snaggletooth at its calving front, not a big deal though, maybe unrelated. #Sentinel1 @sentinel_hub pic.twitter.com/LEV4bdLmwq
— Peter Neff (@icy_pete) March 23, 2022
Pada saat yang sama, sistem bertekanan tinggi yang disebut "kubah panas" bergerak masuk dan duduk di atas Antartika Timur, memerangkap panas dan kelembapan di sana, demikian laporan The Washington Post.
"Gelombang panas itu kemungkinan besar adalah pukulan terakhir di 'punggung unta'" kata Walker.
"Kami mungkin melihat hasil dari banyak peningkatan pemanasan laut dalam waktu lama di sana. Itu hanya mencair dan mencair," tambah dia.
Complete collapse of East Antarctica's Conger Ice Shelf (~1200 sq. km) ~March 15, seen in combo of #Landsat and #MODIS imagery. Possible it hit its tipping point following the #Antarctic #AtmosphericRiver and heatwave too? #CongerIceShelf #Antarctica @helenafricker @icy_pete https://t.co/7dP5d6isvd pic.twitter.com/1wzmuOwdQn
— Catherine Colello Walker (@CapComCatWalk) March 24, 2022
Sebelumnya, The Guardian melaporkan suhu global meningkat karena manusia menambahkan lebih banyak gas yang memerangkap panas seperti karbon dioksida ke atmosfer dan kutub memanas lebih cepat daripada bagian planet lainnya.
Bahkan sebelum gelombang panas, Antartika berada pada cakupan es laut terendah sejak pencatatan dimulai.
