INDOZONE.ID - William James Sidis merupakan seorang anak asal Amerika Serikat yang memiliki kemampuan matematika dan bahasa yang luar biasa. Tercatat, William telah menguasai sebanyak 25 bahasa dan dialek.
Lebih hebatnya lagi, ia bahkan menciptakan bahasa sendiri. Hal itu membuatnya diyakini sebagai manusia terpintar dalam sejarah.
Sosok William Sidis yang Diyakini Jadi Manusia Terpintar dalam Sejarah

William memiliki IQ yang sangat tinggi, yakni sekitar 250 hingga 300. Dirinya bahkan sukses mengalahkan tokoh jenius lainnya seperti Albert Einstein (160), Mark Zuckerberg (152), hingga Isaac Newton (190).
Torehan IQ setinggi langit itu membuatnya dianggap cemerlang oleh Norbert Wiener (matematikawan), Daniel Frost Comstock (Fisikawan), dan William James (filsuf). Namun, hal itu nampaknya membuat kehidupan William menjadi tidak tenang.
William James Sidis adalah seorang anak ajaib dari Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, yang lahir pada 1 April 1898. Ia merupakan putra dari imigran asal Rusia-Yahudi yang berpendidikan tinggi dan percaya diri akan potensi putranya.
Saking jeniusnya, Sidis bahkan mampu berbicara dengan macam-macam bahasa dengan lancar saat usianya belum mencapai dua tahun. Lalu ketika usianya menginjak delapan tahun, Sidis bisa membaca lebih dari 50 bahasa.
Tak hanya bahasa, ia juga sangat berbakat dalam bidang matematika, sains, dan juga sejarah. Berbagai prestasi membanggakan itu membuat orang tuanya bertekad untuk memberikan pendidikan yang ketat.
Baca Juga: Lulus Sarjana di Usia 15 Tahun, Remaja Ini Jadi Wisudawan Termuda
Salah satunya yaitu memasukkan William ke Universitas Harvard ketika usianya baru menginjak 11 tahun. Ajaib, dirinya pun berhasil meraih gelar sarjana di bidang matematika pada usia 16 tahun, dan gelar master di bidang psikologi saat berusia 18 tahun.
Lalu setelah kuliah, kehidupan William sedikit berbeda. Dirinya lebih fokus tertarik untuk menulis dan belajar sendiri alih-alih mencari pekerjaan.
Sidis pun mulai menulis beberapa buku tentang mata pelajaran, mulai dari sains hingga politik dan filsafat. Namun sayangnya, itu semua tidak diterima dengan baik.
Orang tua dan temannya pun sempat khawatir karena William memilih untuk menyendiri. Mereka cemas jika nantinya kecerdasan Sidis akan terbuang sia-sia.
Sebaliknya, William pun puas akan kehidupannya. Sebab, ia menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk membaca dan menulis.
Menciptakan Bahasa Sendiri

Kejeniusan William Sidis tidak berhenti sampai disitu saja. Ia pun tercatat sukses menciptakan bahasanya sendiri.
Pada saat usianya masih menginjak delapan tahun, ia menulis buku bertajuk 'The Book of Vendergood'. Buku tersebut memuat banyak bahasa, seperti Latin, Yunani, Jerman, dan Prancis.
Selain itu, buku Vendergood juga berisi tentang aturan tata bahasa, berbagai bentuk kata, hingga suasana hati.
Dipenjara dan Kehidupannya Berbalik 180 Derajat

Pada tahun 1919, William dipenjara karena ikut serta dalam aksi unjuk rasa May Day di Boston. Ia dijatuhi hukuman 18 bulan penjara setelah parade tersebut berubah menjadi kekerasan.
Orang tua William lantas bernegosiasi kepada pihak terkait untuk membebaskan putranya dari penjara. Keduanya lalu menempatkan William di sanatorium New Hampshire selama setahun.
Orang tua William pun mulai 'mengatur' putranya sendiri. Mereka bahkan mengancam akan memasukkan William ke rumah sakit jiwa jika ia tidak mau mendengarkan mereka.
Baca Juga: Vivian Yee, Seorang Remaja Jenius yang Masuk Kuliah di Usia 12 Tahun
Dua tahun kemudian tepatnya pada 1921, William pun kembali ke Pantai Timur. Disana, ia bermaksud untuk menjalani kehidupan mandirinya dengan menjauh dari sanak keluarga dan rekan-rekannya.
Selama bertahun-tahun, William takut untuk ditahan lagi. Ia bahkan menerbitkan publikasi dan mengajarkannya kepada beberapa kenalan dekat.
Karena menjalani kehidupan yang suram, salah satu hakim bernama Edwark Clark pun merasa kasihan pada William karena kerap diejek oleh masyarakat sekitar. Dirinya bahkan mengatakan jika William menderita tekanan mental dan penghinaan yang parah.
Meninggal Karena Ulah Orang Tuanya Sendiri

William James Sidis meninggal secara mendadak pada usia 46 tahun. Penyebabnya adalah pendarahan otak. Penyebab kematian tersebut juga terjadi pada ayah kandungnya, sosok orang tua yang telah menghancurkan hidup William.
Tidak ada yang menyangka jika anak ajaib dengan kecerdasan yang luar biasa seperti William harus berakhir tragis karena ulah orang tuanya sendiri. William adalah korban dari ambisi orang tua, media, dan juga situasi politik.
Terlepas dari prestasi dan kecerdasannya, William berjuang dengan masalah kesehatan mental hingga kemudian didiagnosis menderita skizofrenia. Skizofrenia yaitu penyakit mental yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku.
Penulis: Antika Fahira