The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Peneliti Ungkap Pelangi Bakal Lebih Sering Muncul, Akankah Pertanda Bahaya?
Ilustrasi kemunculan pelangi di atas sungai (National Geographic)
Fakta Dan Mitos

Peneliti Ungkap Pelangi Bakal Lebih Sering Muncul, Akankah Pertanda Bahaya?

Hasil studi UH Manoa.

Kamis, 02 Februari 2023 14:10 WIB 02 Februari 2023, 14:10 WIB

INDOZONE.ID - Para peneliti dari University of Hawai'i at Manoa (UH Manoa) memperkirakan fenomena pelangi bakal lebih sering terjadi karena perubahan iklim.

Menurut mereka pada tahun 2100, rata-rata lokasi daratan di Bumi akan mengalami sekitar 5% lebih banyak hari dengan pelangi daripada di awal abad ke-21.

Dikutip dari National Geographic, para peneliti tersebut menjelaskan bahwa pemanasan global diperkirakan akan menyebabkan lebih sedikit salju dan lebih banyak hujan. Hal inilah yang mengakibatkan akan lebih banyak pula pelangi yang muncul.

Wilayah dengan garis lintang utara dan ketinggian yang sangat tinggi akan mengalami peningkatan terbesar dalam terjadinya pelangi.

Namun, tempat-tempat dengan curah hujan yang berkurang akibat perubahan iklim, seperti Mediterania diproyeksikan akan kehilangan hari pelangi.

Baca juga: Fakta Fenomena Pelangi yang Tak Selamanya Muncul Setelah Hujan, Ada Faktor Pendukungnya!

Perubahan Iklim Mempengaruhi Lingkungan

pelangi
Kemunculan pelangi di atas suangi (National Geographic)

Camilo Mora, dosen di Departemen Geografi dan Lingkungan UH Manoa memastikan kalau perubahan iklim sangat mempengaruhi kondisi kehidupan di bumi. 

Menurut Mora perubahan iklim secara langsung memengaruhi kesehatan dan mata pencaharian masyarakat.

“Misalnya melalui terjadinya serangan panas selama gelombang panas yang ditingkatkan oleh perubahan iklim," katanya. 

Beberapa peneliti juga telah menyelidiki bagaimana perubahan iklim dapat mempengaruhi kualitas estetika lingkungan kita. Namun, tidak ada yang peduli untuk memetakan kejadian pelangi.

Sampai salah seorang mahasiswa sarjana dalam Ilmu Lingkungan Global di UH Manoa School of Ocean and Earth Science and Technology (SOEST) Amanda Wong dan rekan penulis studi ini tertarik menelitinya. 

"Kami harus memilah-milah foto karya seni pelangi, bendera pelangi, trout pelangi, rainbow eucalyptus (pohon pelangi), dan makanan pelangi untuk menemukan pelangi yang sebenarnya,” kata Amanda. 

Kemudian, para peneliti tersebut melatih model prediksi pelangi berdasarkan lokasi foto pelangi dan peta presipitasi, tutupan awan, dan sudut matahari. Hasilnya menunjukkan bahwa pulau-pulau adalah hotspot pelangi.

"Pulau-pulau adalah tempat terbaik untuk melihat pelangi," menurut Steven Businger, Profesor Ilmu Atmosfer di SOEST.

Baca juga: Muncul Pelangi di Hari Wafat Ratu Elizabeth II, Apa Maknanya? 

"Ini karena area pulau mengangkat udara selama angin laut harian berembus, menghasilkan hujan lokal yang dikelilingi langit cerah yang memungkinkan matahari masuk untuk menghasilkan pelangi yang megah,” sambungnya.

Sehingga Kepulauan Hawaii, yang baru-baru ini dijuluki sebagai "ibu kota pelangi dunia" diperkirakan akan mengalami beberapa hari lagi dengan pelangi per tahun.

Bagi orang yang menyukai pelangi, tentu kabar ini menggembirakan. Namun karena hal ini terjadi di bawah pengaruh perubahan iklim, maka bukanlah sesuatu yang bagus.

Ini adalah pertanda buruk dan bahaya. Sebab akibat perubahan iklim, kita akan lebih sering menghadapi berbagai cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi yang panjang hingga badai dahsyat atau juga kekeringan parah. 
 

 

 

Artikel Menarik Lainnya: 

TAG
Fahrizal Daulay
Anisa Rizwani
JOIN US
JOIN US