Kenapa di Bali Banyak Sesajen Disebar di Jalanan? Ini Alasan dan Maknanya!

- Kamis, 1 Desember 2022 | 17:58 WIB
Sesajen banyak ditemukan di Bali. (Z Creators/Retno Mandriyarini)
Sesajen banyak ditemukan di Bali. (Z Creators/Retno Mandriyarini)

Saat berkunjung ke Bali, pasti enggak asing dengan sesajen yang tersebar hampir di semua tempat. Warga lokal menyebutnya Canang Sari

Enggak di letakkan di rumah-rumah tetapi juga area publik, bahkan di motor dan mobil. Meski Canang sari kadang berbeda, namun tetap memiliki makna sama.

“Canang sari yang kami letakkan di sudut tempat merupakan salah satu bentuk ibadah kami. Kami yang beragama Hindu, sebagai bentuk wujud syukur kepada Tuhan yang telah memberikan waktu dan materi. Ucapan rasa terima kasih dan syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa,” jelas Komang, warga Bali kepada Z Creators, Retno Mandriyarini.

-
Sesajen biasanya diisi bunga dan camilan khas Bali. (Z Creators/Retno Mandriyarini)

Sesajen yang diletakkan di sudut tempat ini selalu baru dan wangi hampir setiap harinya.

“Kami biasanya meletakkan Canang Sari ini setelah membuat makanan pagi. Setelah masak kemudian kita bersyukur atas nikmat yang diberikan. Bisa dilakukan dua kali dalam sehari, pagi dan sore. Namun, biasanya enggak apa-apa jika hanya meletakkan Canang Sari di pagi hari saja,” lanjut Komang.

-
Sesajen juga disebut Canang Sari. (Z Creators/Retno Mandriyarini)

Bentuk dan isi sesajen berbeda-beda antara satu tempat dengan lainnya. Namun, biasanya berupa irisan daun janur, bunga segar seperti bougenville, melati, irisan daun sirih, dan lain-lain. Ada juga yang menambahkan buah pisang atau biskuit khas Bali, serta dupa.

Isi sesajen punya filosofi di dalamnya. Seperti pemilihan bunga yang segar bermakna mengharumkan tanah yang telah diberikan para Dewa serta mendapatkan limpahan rahmat untuk anak dan cucu.

-
Sesajen banyak ditemukan di Bali. (Z Creators/Retno Mandriyarini)

Untuk sesajen-sesajen yang ditempatkan di bawah dan di pinggir pantai, rawan terinjak oleh kaki pengunjung. Sehingga, beredar mitos jika yang menginjaknya akan celaka atau terkena sial.

“Terkait mitos yang beredar itu kurang benar, apakah membawa celaka dan petaka. Namun, kami juga enggak pernah menginjaknya. Orang baru yang masuk ke Bali atau bule-bule diberi pengertian bahwa ini merupakan budaya kami, tempat kami beribadah, salah satu media kami bersyukur kepada Tuhan untuk enggak diinjak,” ujar Komang.

Jadi, terkait mitos yang beredar mengenai menginjak sesajen yang akan membuat celaka atau terkena sial itu kurang tepat. Namun, sebagai bentuk toleransi dan menghargai tradisi serta kebudayaan mereka, sebaiknya kita enggak perlu merusak atau menginjaknya.

Artikel menarik lainnya: 

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

-
Z Creators

 

Editor: Yayan Supriyanto

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X