Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam ceramahnya mengungkap nama asli Kapitan Pattimura, sosok pejuang yang wajahnya selalu kita lihat di lembar uang Rp1000. Menurutnya, nama asli Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lusi.
Seperti yang diketahui, selama ini Kapitan Pattimura dikenal dengan nama asli Thomas Matulessy yang merupakan sosok pahlwan yang lahir pada 8 Juni 1783.
"Banyak orang menyebut Thomas Matulesi, kami berusaha mencari, lihat dan tanya pakar sejarah dikumpulkan Allahu Akbar. Ternyata nama aslinya Kapitan Pattimura itu bukan Thomas, tapi Ahmad. Bukan Thomas Matulesi tapi Ahmad Lusi," kata Ustaz Adi Hidayat dalam sebuah cuplikan video.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, ada yang mempermainkan sejarah sehingga nama asli Kapitan Pattimura yang tercatat adalah Thomas Matulessy, bukan Ahmad Lusi. Ia juga menyebut bahwa Ahmad Lusi adalah seorang kyai.
Baca juga: 5 Benda Palsu yang Disangka Bersejarah dan Sempat Jadi Kontroversi, Bikin Geger
"Beliau itu adalah seorang pejuang, seorang kyai, beliau itu adalah seorang pemimpin pesantren. Beliau arahkan anak-anak santrinya untuk berjuang menegakkan kebenaran di Bumi Pertiwi ini.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, nama Ahmad Lusi sengaja diganti menjadi nama seperti orang-orang bangsa Barat. Alasannya pergantiannya adalah agar generasi berikutnya tidak ingat bahwa ada sosok pahlawan yang dekat dengan ajaran Allah Subhanahu wa ta'ala.
"Saya mau katakan bahwa nama Thomas orang tidak ingiat bahwa orang ini (Pattimura) dekat dengan Allah Subhanahu wa ta'ala. Orang ini berasal dari pesantren, makanya dibuang nama-nama itu persis seperti orang-orang Barat," kata Ustaz Adi Hidayat.
"Diganti generasi berikutnya tidak ingat bahwa ada orang-orang ketika mewujudkan kemerdekaan mereka malamnya tahajud, siangnya puasa, malamnya bergerilya dan sebagainya," sambungnya.
Lantas, benarkah bahwa nama asli Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lusi?
Menilik catatan sejarah dari Litbang Kemendagri, Thomas Matulessy adalah seorang ksatria keturunan dari keluarga besar Matulessia (Matulessy) yang tidak lain masih bersaudara dengan raja Maluku.
Ia yang selama ini dikenal sebagai seorang Kristen, ternyata adalah seorang Muslim. Karena seluruh keturunan Ambon yang bermarga Matulessy adalah Muslim.
Sebab-sebab pecahnya perang melawan Belanda adalah karena para misionaris yang didukung dan dilindungi oleh penjajah Belanda, menyebarkan agamnya kepada rakyatMaluku yang notabene sudah beragama yakni Islam.
Lantaran tingkah laku para misionaris menjadi keterlaluan yakni dengan menggunakan kekeuatan Militer Belanda yang juga bertujuan memperbudak rakyat Maluku, maka Pattimura harus bertindak. Saat itulah perang pecah.
Sejak saat itulah para tua-tua adat dan rakyat mengangkatnya sebagai pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sifat ksatria.
