Benda Budaya Bersejarah Tek Sing Kembali ke Indonesia setelah Sempat akan Dijual Online

- Jumat, 19 Agustus 2022 | 12:30 WIB
Benda bersejarah Tek Sing. (Istimewa)
Benda bersejarah Tek Sing. (Istimewa)

Lebih dari 1.600 jiwa hilang ketika kapal dagang Tiongkok Tek Sing kandas di karang dan tenggelam di lepas pantai Indonesia pada 1822.

Begitu besarnya korban jiwa, kapal karam itu kemudian disebut sebagai “Titanic of the East.”

Selain korban jiwa, turut hilang juga muatan kapal: sekitar 350.000 buah porselen biru dan putih Tiongkok.

Tek Sing dan benda budayanya berada di bawah perairan Selat Gaspar hingga 1999, ketika akhirnya ditemukan oleh penyelam Inggris. Sayangnya, sebagian besar porselen dilelang di seluruh dunia.

Untungnya, banyak keramik dari ekspedisi penyelamatan awal disita oleh Pemerintah Australia dan dikembalikan kepada Indonesia pada 2001. Sekarang, tepat 200 tahun setelah kapal tenggelam benda bersejarah tersebut dikembalikan lebih banyak lagi.

Baca juga: 5 Benda Bersejarah yang Masih Jadi Misteri Hingga Hari Ini

Pemerintah hari ini mengembalikan 333 keramik lagi dari Tek Sing kepada Pemerintah Indonesia.

-
Benda bersejarah tek sing. (Istimewa)

Benda-benda terbaru ini ditemukan dengan bantuan Polisi Federal Australia di Perth, menyusul penyelidikan setelah benda tersebut diiklankan untuk dijual secara online.

Pengembalian akan dilakukan di bawah Undang-Undang Perlindungan Warisan Budaya Bergerak, yang mendukung pengembalian kekayaan budaya asing setelah diekspor secara ilegal dan diimpor ke Australia.

-
Salah satu benda bersejarah Tek Sing. (Istimewa)

Menteri Kebudayaan, Tony Burke, mengatakan penyerahan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Australia untuk melindungi dan menjaga warisan budaya bergerak dunia. 

“Barang-barang ini seharusnya tidak pernah keluar dari Indonesia dan ditawarkan untuk dijual. Barang ini milik otoritas budaya Indonesia sehingga dapat dilestarikan dengan baik,” kata Tony Burke. 

“Pemerintah Australia memiliki pandangan tegas terhadap pengembalian warisan budaya yang dicuri. Di mana itu dilakukan pada warga Australia, kami ingin benda-benda itu untuk dikembalikan. Dan saat Australia menyimpan benda-benda yang seharusnya tidak kami miliki, kami ingin membantu mengembalikannya," sambungnya.

Tony Burke menambahkan, mengembalikan barang-barang tersebut ke Indonesia merupakan cara untuk menghomati mereka yang meninggal dalam bencana. 

Pemerintah Australia juga berterima kasih kepada semua pihak dan Lembaga berwenang, baik di Australia dan Indonesia yang terlibat dalam pengembalian barang-barang ini.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X