Bukan Penuh Cinta, Valentine Ternyata Memiliki Sejarah Suram

- Senin, 10 Februari 2020 | 10:40 WIB
Ilustrasi. (Envatoelements/furmanphoto)
Ilustrasi. (Envatoelements/furmanphoto)

Hari Valentine jatuh pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Hari Valentine biasa disebut sebagai Hari Kasih Sayang.

Umumnya, Hari Valentine dirayakan dengan orang-orang tercinta, bertukar kado dan menghabiskan waktu bersama akan membuat hari penuh cinta ini semakin bermakna.

Nah, kamu tau nggak ternyata Valentine memiliki sejarah yang suram lho. Bukan seperti yang terjadi saat ini dengan penuh cinta.

Dilansir dari berbagai sumber, Senin (10/2/2020), Valentine merupakan gabungan tradisi Romawi Kuno dan Kristen. Awalnya, orang-orang Romawi merayakan festival di musim semi pada tanggal 15 Februari. Festival ini dinamakan Lupercalia.

Festival Lupercalia yang dikenal juga dengan festival kesuburan. Ini merupakan momen untuk menyucikan kota dari roh jahat yang mampu mendatangkan penyakit serta kemandulan.

-
Ilustrasi. (Envatoelements/fotyma)

Namun, saat masuknya agama Kristen, tanggal tersebut dipindahkan menjadi 14 Februari untuk menghormati martir Valentine.

Martir sendiri adalah sebuah kata yang berasal dari Bahasa Yunani yang artinya saksi atau orang yang memberikan kesaksian. Kata ini umumnya dipakai untuk orang yang berkorban sampai mati demi kepercayaannya.

Di masa itu, seorang martir bernama Saint Valentine atau Santo Valentinus yang terbunuh karena berusaha membantu orang Kristen melarikan diri dari penjara Romawi. Ketika itu, Valentine yang merupakan imam Romawi, dipenggal kepalanya.

Ada beberapa lagenda lain yang menyebutkan sejarah Hari Valentine berawal karena sosok Saint Valentine yang meninggal secara tragis setelah menikahi pasangan muda secara diam-diam.

Orang-orang di masa itu lalu memperingati sebagai bentuk penghormatan pada kematian tragis Valentine.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X