Jalur Krumput di Desa Pagelarang, Banyumas : Mitos dan Cerita di Balik Jalur Maut

- Minggu, 21 Mei 2023 | 09:35 WIB
Jalur krumput (Z Creator/Titi Romiyati)
Jalur krumput (Z Creator/Titi Romiyati)

Jalur Krumput, yang terletak di Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas, telah menjadi jalur yang menarik perhatian pengendara.

-
Jalur krumput (Z Creator/Titi Romiyati)

Jalur ini merupakan perlintasan penting dari arah Yogyakarta menuju Banyumas. Selain keindahan pemandangan kebun karet yang asri di sepanjang jalur tersebut, Jalur Krumput juga dikenal sebagai jalur maut karena sering terjadi kecelakaan di sana.

Baca Juga: Keindahan dan Mitos Curug Penganten, Punya Kekuatan Magis Buat Cinta Pasangan Jadi Abadi

Banyaknya kecelakaan yang terjadi di Jalur Krumput telah melahirkan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar.

Salah satu mitos yang beredar adalah saat memasuki jalur tersebut, pengemudi harus mengucapkan salam seperti "kulo nuwun", "assalamualaikum", atau "nderek langkung".

Mitos lainnya menyebutkan bahwa saat melintasi tanjakan atau tikungan yang rawan kecelakaan, pengemudi harus membunyikan klakson. Ada juga yang percaya bahwa melempar uang koin ke jalan akan memberikan keselamatan saat melintas.

-
Jalur krumput (Z Creator/Titi Romiyati)

Mitos lainnya berkaitan dengan pengemis yang ada di sepanjang jalur. Menurut cerita yang berkembang, tradisi memberi uang kepada pengemis ini bermula dari zaman penjajahan Belanda.

Pada waktu itu, terjadi kecelakaan yang melibatkan truk yang membawa serdadu Belanda dan truk tersebut terguling. Konon, pengguna jalan yang melintas di jalur Tanjakan Krumput harus memberi uang kepada pengemis yang duduk di sepanjang jalan agar terhindar dari musibah.

Mitos ini mengklaim bahwa jika pengemis tidak diberi uang, maka akan terjadi kecelakaan. Keberadaan pengemis di sepanjang Jalur Krumput di Banyumas ini sudah berlangsung puluhan tahun.

Awalnya, pengemis yang sebagian besar adalah warga Kampung Pageralang di Banyumas, hanya berjaga-jaga di pinggir jalan untuk memberikan bantuan kepada pengguna jalan yang membutuhkan.

Mereka bahkan membawa obor sebagai penerangan karena minimnya lampu di sepanjang jalur tersebut.

Namun, seiring berjalannya waktu, kehadiran pengemis ini menjadi sebuah kebiasaan, dan banyak pengguna jalan yang memberikan sedekah kepada mereka, sehingga mereka beralih profesi menjadi pengemis.

Baca Juga: Mitos, Ritual dan Kisah Misteri di Tanjakan Emen di Subang

Dulu, para pengemis ini pernah dilarang beroperasi di sepanjang Jalur Krumput. Pemerintah setempat bahkan memasang spanduk yang mengimbau kepada pengguna jalan untuk tidak memberi uang kepada para pengemis di pinggir jalan, karena hal itu dapat mengganggu arus lalu lintas.

Halaman:

Editor: Z Creators

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X