Jauh sebelum era saat ini, bangsa Romawi Kuno sudah mengenal prostitusi. Namun saat itu ada aturan bagi seorang wanita jika ingin menjadi PSK. Apa itu?
Undang-undang Romawi mengatur, wanita yang ingin menjadi pelacur harus mewarnai rambut mereka.
Alasan mewarnai rambut ini untuk membedakan kelas wanita-wanita di Romawi, mana yang bekerja sebagai pelacur dan yang bukan pelacur.
Baca Juga: Praktik Bayar Utang Zaman Romawi Kuno: Orang Tua Boleh Jual Anak untuk Lunasi Utang
Dikutip dari Ancient Origins, undang-undang Romawi mengatur pelacur harus mewarnai rambut mereka menjadi berwarna pirang. Tujuannya untuk memastikan bahwa tidak ada wanita yang baik dan jujur dianggap kaum pria sebagai pelacur.
Pewarnaan rambut ini pun bisa menjadi rambu bagi pria untuk tidak sembarang meluapkan nafsu mereka kepada setiap wanita yang mereka temui di mana pun berada.
Prostitusi dalam masyarakat Romawi kuno adalah 100% legal. Bahkan tidak ada dampak sosial bagi pria yang menggunakan jasa pelacur. Meski demikian, salah satu profesi tertua di dunia ini dipandang rendah.
Para wanita yang bekerja sebagai pelacur tetap dipandang buruk bagi masyarakat, sehingga perlu adanya pembeda mereka dengan wanita yang dipandang baik dan suci.
Semula aturan ini berhasil diterapkan, para wanita mewarnai rambut mereka bahkan mengubah penampilan mereka menjadi lebih seksi dan menarik.
Namun, aturan ini justru membuat para wanita bangsawan menjadi iri, lantaran wanita bangsawan seakan tak dilirk oleh para pria karena warna rambut mereka yang dominan berwarna gelap.
Baca Juga: Penemuan Slip Gaji Tentara Romawi Kuno, Berusia 1.900 Tahun Tercetak di Atas Papirus
Hingga akhirnya dibuatlah aturan untuk para pelacur dan kalangan rakyat jelata dilarang menggunakan warna ungu untuk mewarnai rambut mereka. Pasalnya warna ini menjadi kebanggaan Romawi sebagai simbol kemegahan di kalangan atas.
Artikel Menarik Lainnya:
