Fakta Loetoeng Kasaroeng, Film Indonesia Pertama yang Tayang Tahun 1926 Silam

- Minggu, 29 Januari 2023 | 16:00 WIB
Film Loetoeng Kasaroeng. (Java Film)
Film Loetoeng Kasaroeng. (Java Film)

Apakah kamu penasaran dengan film pertama buatan Indonesia? Apa judulnya, bagaimana kualitas produksinya di era itu tentu jadi pertanyaan yang muncul di benak kita.

Rupanya, Indonesia telah membuat film pertamanya jauh sebelum merdeka. Film berjudul Loetoeng Kasaroeng itu diproduksi pada 1926 dan jadi film bisu pertama Indonesia,

Dikutip dari Wikipedia, film ini dibintangi oleh para pemeran pribumi, menjadikannya sebagai film pertama yang menampilkan penduduk asli. Pemutaran perdananya di kota Bandung dari tanggal 31 Desember 1926 sampai 6 Januari 1927.

Baca Juga: Tak Sekedar Cerita Rakyat, Lutung Kasarung Monyet Endemik dari Jawa

Film ini dibuat berdasarkan cerita rakyat Sunda yaitu, Lutung Kasarung. Bercerita tentang seorang gadis yang jatuh cinta pada seekor lutung. Pada akhirnya, diketahui bahwa lutung itu adalah seorang pangeran titisan Sunan Ambu. 

Sinopsis Loetoeng Kasaroeng

Film ini mengisahkan Purbasari dan Purbararang. Kakak-beradik ini saling berkompetisi dalam hidup mereka. Purbararang, sang kakak, mengejek Purbasari karena mempunyai kekasih seekor lutung bernama Guru Minda.

Sementara, Purbararang sendiri mempunyai kekasih seorang manusia bernama Indrajaya, yang sangat ia banggakan. Pada akhirnya, terungkap bahwa Guru Minda adalah seorang pangeran tampan titisan dewi Sunan Ambu.

Perjalanan Produksi Film Loetoeng Kasaroeng

Di bawah tekanan film-film impor, pada 1926, N.V. Java Film memilih untuk membuat film fitur yang dibuat berdasarkan cerita rakyat Sunda yaitu Lutung Kasarung. N.V. 

Java Film adalah sebuah rumah produksi yang berpusat di Batavia (sekarang Jakarta). Sebelumnya, mereka telah memproduksi sebuah film dokumenter tunggal berjudul Inlanders op de Krokodillenjacht (bahasa Indonesia: Pemburu Buaya Pribumi).

Syuting dimulai pada bulan Agustus 1926 dengan beberapa adegan diambil di sebuah gua yang telah digali untuk keperluan produksi di Bukit Karang.

Awalnya, para pemeran berakting tanpa arahan. Namun, hasilnya mengecewakan. Kartabrata lantas berdiri di belakang kameramen dan memberi arahan.

Ia juga meminta setiap pemeran untuk berlatih sebelum syuting dilakukan. Setiap shot yang dilakukan di gua dan tebing membuat beberapa aktris berlatih dengan keras karena medan yang sulit

Film ini hanya ditayangkan selama seminggu disertai pertunjukan gamelan Sunda secara langsung sebagai musiknya.

Baca Juga: Mengenal Metropolis, Film Bisu Fiksi Ilmiah Jerman yang Dibuat 1927 Namun Berlatar 2026

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X