Peneliti Universidad Maimonides dilaporkan telah menemukan fosil ular berkaki di Provinsi Rio Negro, Argentina. Penemuan fosil ini menambah spekulasi bahwa awalnya ular mempunyai kaki, sebelum setelahnya menghilang karena evolusi. Melansir CNN, fosil ular yang baru ditemukan itu sangatlah terpelihara dengan baik.
Terutama pada bagian tengkorak ular yang menunjukkan bahwa mereka mempunyai kaki belakang untuk waktu yang lama. Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal Sciences Advances. Dalam catatan fosil itu, ular dikatakan pertama kali muncul di Bumi pada periode Jurassic Tengah antara 163 hingga 174 juta tahun yang lalu.
Bahkan, terdapat teori sebelumnya yang mengatakan bahwa ular berkaki hanyalah menjadi bentuk pada sebuah fase sementara, atau sebelum ular berevolusi menjadi seperti saat ini. Hanya saja, penemuan ini membuktikan bahwa ular pernah hidup dengan dua kaki, untuk 70 tahun lamanya.
Untuk jenis ular awal dengan kaki belakang, Najash rionegrina. Pada fosil itu, peneliti dilaporkan berhasil menemukan delapan tengkorak, termasuk dengan satu yang hampir utuh sempurna, dan fosil lainnya yang ada di Area Paleontologi La Buitrera pada Patagonia Utara di Argentina. Melihat hal itu, penulis utama dari studi ini, Fernando Garberoglio memberikan komentarnya.
"Temuan kami mendukung gagasan bahwa nenek moyang ular modern bertubuh besar dan bermulut besar, bukannya bentuk liang kecil seperti yang diperkirakan sebelumnya," ungkapnya.
"Studi ini juga mengungkapkan bahwa ular purba mempertahankan kaki belakang mereka untuk waktu yang lama sebelum asal ular modern yang sebagian besar tidak memiliki kaki sama sekali," jelasnya.
Selama 70 tahun lamanya, ular Najash rionegrina dilaporkan hidup dengan kaki belakang dengan stabil. Hal ini pun menunjukkan bahwa kaki belakang sangatlah berguna untuk ular dan bukan hanya bagian dari fase transisi sebelum beradaptasi untuk hidup tanpa adanya kaki, seperti dengan ular pada umumnya saat ini.
