Mengenal Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan yang Dipakai dalam Naskah Sumpah Pemuda

- Selasa, 27 Oktober 2020 | 15:30 WIB
Ilustrasi mesin tik. (freepik/rawpixel)
Ilustrasi mesin tik. (freepik/rawpixel)

Hari Sumpah Pemuda lahir 92 tahun silam, tepatnya pada 28 Oktober 1928. Sejak saat itu, Hari Sumpah Pemuda selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober.

Pada 28 Oktober 1928 silam, pemuda Indonesia telah mengikrarkan bahasa Indonesia melalui teks Sumpah Pemuda.

Naskah Sumpah Pemuda menggunakan ejaan van Ophuijsen. Apa itu ejaan van Ophuijsen? Yuk mengenal lebih dalam ejaan yang dipakai dalam naskah Sumpah Pemuda.

1. Sejarah Ejaan van Ophuijsen

-
Teks asli Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. (Istimewa/Museum Sumpah Pemuda)

Ejaan van Ophuijsen merupakan jenis ejaan lama yang pernah digunakan bangsa Indonesia hingga dua tahun pasca kemerdekaan.

Pembakuan ejaan ini dibuat oleh Prof. Charles van Ophuijsen, seorang ahli bahasa berkebangsaan Belanda pada tahun 1896.

Dibantu oleh Nawawi Soetan Makmoer dan Moh. Taib Sultan Ibrahim, ejaan van Ophuijsen berhasil ditulis dalam sebuah buku berjudul Kitab Logat Melajoe.

2. Prof. Charles van Ophuijsen

-
Prof. Charles van Ophuijsen. (Istimewa)

Charles Adriaan van Ophuijsen adalah tokoh Belanda yang lahir di Solok, Sumatera Barat, pada tahun 1856.

Berkat tumbuh dilingkungan yang dikelilingi orang pribumi, Charles van Ophuijsen tertarik untuk mempelajari Bahasa Melayu.

3 tahun setelah Ejaan van Ophuijsen-nya diterima oleh pemerintah kolonial, ia diangkat menjadi guru besar Ilmu Bahasa dan Kesusastraan Melayu di Universitas Leiden, Belanda.

3. Penulisan Ejaan Van Ophuijsen

-
Isi naskah Sumpah Pemuda. (Istimewa)

Penggunaan 'J' untuk penulisan berbunyi 'Y', seperti pada kata 'jang' (yang). Penggunaan "Oe" untuk penulisan berbunyi 'U', seperti 'kamoe' (kamu).

Pengunaan tanda koma atas (') sebagai tanda bacaan yang berbunyi sentak, seperti pada kata 'ma'moer' (makmur).

4. Ejaan van Ophuijsen dalam Iklan

-
Iklan Tembakau Hiap Djhioe. (Istimewa)

Pada iklan-iklan produk yang beredar sebelum tahun 1947, semuanya menggunakan Ejaan van Ophuijsen.

5. Tidak Lagi Digunakan

-
RM. Suwandi. (Istimewa)

Ejaan van Ophuijsen digunakan di Indonesia kurang lebih sekitar 46 tahun, sejak pertama kali disahkan oleh pemerintah kolonial pada tahun 1901.

Pada 17 Maret 1947, ejaan ini digantikan dengan ejaan Suwandi yang dirancang oleh RM. Suwandi.

Halaman:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X