8 Perang Besar Yang Pernah Terjadi Di Indonesia, Bangkitkan Semangat Patriotisme

- Senin, 10 Agustus 2020 | 11:51 WIB
Perang Besar Yang Pernah Terjadi Di Indonesia (theawkwardposer.wordpress.com)
Perang Besar Yang Pernah Terjadi Di Indonesia (theawkwardposer.wordpress.com)

Sebentar lagi kita akan memperingati hari Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus) yang membuktikan bahwa Indonesia sudah merdeka selama 75 tahun. Banyak perjuangan, pengorbanan besar dan perang besar di Indonesia yang dilakukan para pahlawan kita dahulu.

Menjadikan Indonesia damai dan layak huni seperti saat ini tidak lepas dari sebuah peperangan besar yang pernah terjadi di tanah NKRI ini. Untuk mewujudkan rasa bersyukur kita, alangkah baiknya kita mengingat dan mengenang masa perang tersebut.

Inilah beberapa perang besar yang pernah terjadi di tanah Indonesia yang perlu ketahui.

Penyerbuan Batavia (1628-1629)

-
Penyerbuan Batavia (dictio.id)

Mungkin perang besar Indonesia ini tidak sepopuler perang lainnya. Namun, invasi Batavia adalah salah satu peristiwa paling ikonik pada tahun 1628-1629. Perang ini dipimpin oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram yang menyerang Batavia (sekarang Jakarta), pusat VOC di Nusantara.

Serangan pertama terjadi di Benteng Belanda pada bulan Oktober 1628. Meskipun memiliki 10.000 orang di dalamnya, tentara Mataram dihancurkan karena kekurangan persediaan. VOC menemukan 744 jenazah Jawa, beberapa tanpa kepala!

Kemudian serangan kedua dilakukan dengan 14.000 tentara. Seperti yang diharapkan, mereka membangun lumbung padi di Karawang dan Cirebon. Namun mata-mata VOC menemukan dan menghancurkan lumbung ini.

Tim, yang dilemahkan oleh kurangnya pasokan, dilemahkan oleh wabah malaria dan kolera. Namun, Sultan Agung berhasil mencemari Sungai Ciliwung dan membiarkan Jan Pieterszoon Coen meninggal akibat wabah kolera yang melanda Batavia.

Perang Jawa (1741-1743)

-
Perang Jawa (wikimedia.org)

Perang Jawa adalah perang terbesar Indonesia yang pernah dimulai selama pendudukan Belanda. Perang ini membawa Belanda ke dalam kekacauan, tetapi pada akhirnya mereka berhasil meredakan keadaan. Perang ini melibatkan tentara Jawa dan tentara Cina, yang tidak tahan dengan tindakan tentara Belanda di Batavia. Mereka membunuh sedikitnya 10.000 etnis Tionghoa hanya dalam dua minggu.

Kemarahan ini akhirnya menyebar ke seluruh wilayah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Akhirnya ada perang dimana-mana. Belanda memiliki 3.400 tentara bersenjata lengkap, sedangkan penduduk asli hanya menggunakan apa yang mereka miliki dan jumlah total pasukan 23.000. Perang ini memastikan bahwa kerajaan di Jawa berada di bawah kendali Belanda. Namun kerugian Belanda juga cukup besar.

Perang Diponegoro (1825-1830)

-
Perang Diponegoro (theawkwardposer.wordpress.com)

Perang Diponegoro dikenal dengan nama lain yaitu Perang Jawa. Ini adalah perang besar Indonesia yang berlangsung selama lima tahun (1825-1830). Sesuai namanya, perang ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, sedangkan di pihak musuh Jenderal Hendrik Merkus de Kock.

Dengan menggunakan prinsip “Sadumuk Bathuk, Sanyari Bumi Ditohi Press Pati”, artinya satu cawan dan satu sentimeter bumi dipertahankan sampai mati, orang Jawa berjuang sampai habis darahnya melawan Belanda. Akibat perang ini, sekitar 200.000 orang Jawa tewas, sedangkan Belanda kehilangan 8.000 tentara. Banyak prajurit Jawa yang tewas karena dilemahkan oleh malaria dan disentri.

Perang akhirnya perang besar Indonesia ini dimenangkan oleh Belanda dan orang-orang yang mendukung mereka. Meski dimenangkan oleh Belanda, perang Perang Diponegoro mengalami kerugian yang sangat besar. Bahkan Belanda harus mencari taktik untuk menutupi kerugian.

Serangan 10 November 1945

-
Serangan 10 November 1945 (redaksiindonesia.com)

Serangan tanggal 10 November 1945 atau yang juga dikenal dengan Pertempuran Surabaya merupakan pertempuran dramatis yang akan selalu dikenang dan salah satu perang besar Indonesia. Peristiwa itu diawali dengan perobekan bendera merah putih di Hotel Yamato pada tanggal 18 September 1945, dilanjutkan dengan baku tembak antara masyarakat dengan tentara Inggris. Puncaknya adalah kematian Brigadir Jenderal Mallaby, pemimpin militer Inggris untuk Jawa Timur, pada 30 Oktober 1945.

Akibat kematian Mallaby, pihak Inggris mengeluarkan ultimatum pada tanggal 10 November 1945 agar rakyat Indonesia menyerahkan senjata dan perlawanannya. Tentunya masyarakat Surabaya enggan tunduk. Dengan slogan "merdeka atau mati", masyarakat Surabaya terus berjuang. Dalam pertempuran berdarah tersebut 6.000-16.000 pejuang tewas dan 200.000 warga sipil melarikan diri.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X