Berbicara soal rambu lalu lintas, pasti tidak lepas dari lampu merah, kuning, dan hijau.
Dihimpun dari berbagai sumber, lampu lalu lintas pertama kali dipasang di kota London, Inggris pada tanggal 10 Desember 1868.
Kala itu, sinyal lampu lalu lintas menggunakan tenaga gas yang ditempatkan di persimpangan di dekat gedung pemerintahan.
Petugas kepolisian akan mengatur jalannya lampu lalu lintas ini dengan menggunakan isyarat sinyal semaphore.
Di masa itu, hanya ada cahaya merah dan hijau sebagai tanda berhenti dan maju.
Namun, saat masih menggunakan gas, timbul masalah yakni kebocoran gas yang berbahaya.
Tahun 1912, polisi Amerika bernama Lester Wire mengusulkan ide tentang lampu lalu lintas listrik.
Dua tahun kemudian, pada 5 Agustus 1914, lampu lalu lintas listrik pertama ini dipasang di Cleveland, Ohio, Amerika Serikat.
Di tahun 1920, polisi William Potts mengusulkan lampu lalu lintas 4 arah untuk dipasang dipersimpangan dan menambah 1 warna yaitu warna kuning sebagai tanda hati-hati.
Akhirnya, lampu lalu lintas ini mulai digunakan di berbagai negara di dunia.
Nah, di Jepang, tidak ada lampu lalu lintas dengan warna hijau, tapi yang ada warna biru.
Bahasa Jepang untuk warna hijau adalah ‘midori’ dan kata ini belum ada sampai abad ke-8 di Jepang.
Sebelumnya, bahasa Jepang hanya mengenali 4 warna, yaitu hitam, putih, merah, dan biru.
Jadi, kata ‘ao’ yang berarti warna biru dalam bahasa Jepang digunakan untuk menyebut warna hijau.
