Ada Perahu yang "Menjaga" Sungai di Sumenep, Erat Hubungannya Sama Kisah Kuda Terbang

- Jumat, 9 September 2022 | 16:02 WIB
Perahu
Perahu

Ada pemandangan yang berbeda dan enggak biasa di salah satu sungai di Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak tahun 2000-an.

Kalau kamu melintas di Jalan Raya Ahmad Yani, Pabian, Sumenep, Jawa Timur, tepatnya di sebelah sisi selatan jalan atau di depan sebelah kiri Kantor RRI Sumenep, kamu bakal menjumpai sebuah perahu phinisi yang seolah “terdampar” di pinggir sungai.

-
Kapal "terdampar" di tengah kota (Z Creators/Deni Agustian)

Tapi ini bukan kapal phinisi yang sesungguhnya, melainkan replika kapal phinisi yang sengaja dibuat dari beton oleh pemerintah setempat. Warga menyebutnya ‘Monumen Perahu’.

Ternyata ada cerita sejarah dan legenda pada monumen ini lho! 

Peran Kali Marengan dalam masa penjajahan

Selain keberadaannya yang berfungsi mempercantik kota, ternyata monumen ini menjadi bentuk identitas sejarah dari sungai atau Kali Marengan yang berada di Desa Pabian.

Nah, di Sumenep, Desa Pabian terletak di dua wilayah penting yakni pusat kota Sumenep dan Kalianget. Pada masa kolonial, kedua wilayah ini punya fungsi yang sangat strategis terutama dalam bidang pemerintahan dan perdagangan di Sumenep.

-
Pedagang becak melintas di depan Monumen Perahu (Z Creators/Deni Agustian)

Untuk itulah Monumen Perahu berbentuk kapal phinisi dibuat untuk menegaskan bahwa posisi Kali Marengan adalah salah satu lalu lintas atau pusat jalur perdagangan yang ramai dan populer pada masa kolonial tepatnya di awal abad ke-18 hingga ke-20.

Pada saat itu, Kali Marengan masih bisa dilintasi oleh perahu-perahu besar dengan daya muat yang sangat banyak seperti kapal phinisi.

-
Lokasi perahu "terdampar" di Sumenep (Z Creators/Deni Agustian)

Di era kolonial, Kali Marengan juga menjadi pintu keluar-masuknya perdagangan. Di sepanjang sungai terdapat kantor-kantor hingga asisten residen (pusat pemerintahan). Dulu banyak sekali perahu-perahu besar yang melintas, bahkan kantor Bea Cukai juga ada di sini.

Namun kini, sungai atau kali yang dulunya lebar menjadi semakin kecil hanya tinggal sepertiganya. Kali juga menjadi lebih dangkal akibat reklamasi sungai.

Legenda Monumen Perahu

Dalam kisah mitologi atau legenda di masyarakat lokal, di lokasi dibangunnya Monumen Perahu ini dulu terdapat sebuah peristiwa peperangan antara tokoh Sumenep yaitu Jokotole melawan Dempo Abang.

-
Monumen Perahu yang punya banyak makna (Z Creators/Deni Agustian)

Dalam kisah itu digambarkan mereka tengah berperang di udara. Jokotole dengan Kuda terbangnya dan Dempo Abang dengan Perahunya, hingga akhirnya salah satu tiang perahu Dempo Abang patah dan jatuh di sekitar wilayah Monumen Perahu tepatnya di Desa Pabian.

Makanya pemerintah setempat membangun Monumen Perahu sebagai bentuk mengingatkan kembali bahwa di Kali Marengan sempat terjadi “peperangan” di udara.

Desa Pabian sendiri termasuk salah satu desa yang ternyaman, paling aman, jauh dari konflik, hingga kerukunan agamanya sangat kuat. Itu dibuktikan dengan adanya tiga tempat peribadatan yang saling berdekatan dan menjunjung nilai toleransi yaitu masjid, kelenteng, dan gereja.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Fakta dan Mitos Tahun Kabisat yang Kamu Harus Tau

Rabu, 28 Februari 2024 | 12:25 WIB
X