Filosofi di Balik Tradisi Sajian Ketupat

- Senin, 3 Juni 2019 | 10:37 WIB
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Kamu pasti sudah tidak asing dengan sajian ketupat atau juga dikenal dengan kupat. Ketupat merupakan hidangan yang menjadi tradisi ketika hari raya lebaran. Makanan yang biasa dinikmati dengan sayur berkuah santan dan potongan daging ini, tak hanya nikmat namun memiliki filosofi tersendiri di balik tampilannya yang khas. Berikut INDOZONE ulas Filosofi di Balik Tradisi Sajian Ketupat.
 

Kupat

-
(source : shutterstock.com)
Dari segi penamaan, ketupat atau dikenal dengan nama 'Kupat' merupakan kepanjangan dari "Ngaku Lepat" yang dalam bahasa Jawa juga berarti mengakui kesalahan. Di mana seperti yang kamu ketahui lebaran menjadi momen untuk saling bermaafan serta mengakui kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya. 
 

Laku Papat

-
(source : ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Kupat juga disimbolkan untuk singkatan "Laku Papat" yang berarti empat tindakan. Maksudnya adalah ada 4 tindakan dalam hari raya, yakni lebaran, luberan, leburan dan laburan.
  • Lebaran berarti telah usai waktu puasa yang telah dilewati selama satu bulan lamanya.
  • Luberan memiliki makna melimpah atau luber, sebagai bentuk ajaran untuk bersedekah kepada kaum miskin.
  • Leburan diartikan sebagai habis atau lebur, di mana semua dosa dan kesalahan akan melebur habis.
  • Dan laburan berasal dari kata labur yang juga berarti kapur, dengan warnanya yang putih melambangkan agar sesama umat manusia harus tetap menjaga kesucian lahir dan batinnya.

 

Kupat Santen

-
(source : cookpad.com/Gita Cardila)
Penyajian ketupat atau kupat dengan sayur berbahan santan juga memiliki makna tersendiri, "Kupat Santen" memiliki kepanjangan "Kulo lepat nyuwun ngapunten" yang berarti "Saya salah saya minta maaf". Lebaran diharapkan menjadi momen saling memaafkan, sehingga kesucian kembali terjaga baik lahir maupun batin.
 

Kesucian Hati

-
(source : cookpad.com/Ima Istiadi)
Ketupat yang dibelah berwarna putih, hal ini merupakan sebuah cerminan kesucian hati usai saling memaafkan satu sama lain. Diharapkan kembali memiliki hati yang bersih dengan mengakui segala kesalahan yang pernah dibuat baik itu sengaja maupun tidak disengaja.
 

Anyaman Janur


-
(source : ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)
Ketupat dibentuk menggunakan janur yang dianyam sedemikian rupa, sehingga memiliki bentuk seperti yang sering kamu lihat. Anyaman janur dari tradisi ketupat merupakan sebuah perlambangan dari kompleksitas masyarakat yang saling menyatu erat satu sama lain. 

Itulah 5 filosofi dari tradisi ketupat yang sering kamu jumpai ketika hari raya lebaran. Temukan berita dan artikel terbaru dan menarik lainnya hanya di INDOZONE.

Editor: Administrator

Terkini

8 Arti Ular Masuk Rumah Menurut Primbon Jawa

Senin, 15 April 2024 | 12:00 WIB
X